KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memacu perkembangan agen laku pandai untuk menjangkau potensi pasar yang selama ini belum tersentuh. Transaksi
banking lewat agen laku pandai semakin meningkat pesat di tengah perkembangan digitalisasi dan membawa dampak positif terhadap pendapatan bank. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, yang hingga akhir Februari 2023 tercatat memiliki 640.000 agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. Sepanjang Januari-Februari 2023, agen-agen tersebut mencatatkan sebanyak 158 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp 205 triliun. Dana murah yang dapat dihimpun oleh Agen mencapai Rp 18,61 triliun. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan,
fee based income yang diperoleh BRI melalui AgenBRILink sebesar Rp 231 miliar dalam 2 bulan pertama di tahun 2023, dimana pendapatan yang diterima para agen bisa mencapai 2-3 kali lipat dari yang diterima BRI.
"Pada tahun 2023, strategi pengembangan AgenBRILink lebih berfokus pada penguatan ekosistem mikro dengan adanya
partnership dengan Mantri sebagai tenaga pemasar BRI untuk segmen mikro," kata Aes kepada kontan.co.id, Jumat (24/3).
Baca Juga: BTN Targetkan 3 Juta Transaksi dari Agen Pada Tahun 2023 Menurutnya, dengan 640 ribu AgenBRILink yang tersebar di seluruh Indonesia dan kolaborasi dengan Mantri BRI nantinya diharapkan dapat membangun ekosistem ekonomi mikro yang kuat, salah satunya dalam penyaluran pinjaman melalui AgenBRILink Mitra UMi. AgenBRILink Mitra UMi adalah Agen yang difokuskan untuk menyalurkan pinjaman Ultra Mikro kepada masyarakat, sehingga diharapkan mampu memberikan manfaat bagi seluruh pelaku UMKM dalam hal penyediaan modal usaha untuk menghindari praktek rentenir. Selain itu, untuk peningkatan kualitas layanan AgenBRILink terus memberikan inisiatif dan terobosan baru dengan menambah fitur produk/layanan dan memaksimalkan
partnership dengan BRI Grup yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat seiring dengan penetrasi bisnis digital sehingga AgenBRILink dapat memaksimalkan perannya dari sekedar
banking assistance menjadi
sales/pemasar. Sementara itu, sepanjang Tahun 2022 Agen PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga telah melayani sebanyak 1,7 juta transaksi atau tumbuh 43% dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping itu Agen BTN melayani distribusi bantuan sosial dengan transaksi mencapai 5 juta transaksi. Kepala Divisi RFSD Bank BTN Pusat Ferry Sipatuhar mengatakan, rasio pembagian
fee transaksi antara bank dan agen adalah 30% bank dan 70% agen, "Jumlah rekening baru yang dihasilkan dari Agen BTN juga tumbuh sekitar 149% YoY dan dana yang dihimpun meningkat sekitar 126%," ujar Ferry. Untuk target transaksi dari Agen BTN Tahun 2023 diharapkan dapat menuju 3 juta transaksi atau tumbuh 76%. Hal tersebut disebut Ferry sejalan dengan penambahan fitur-fitur baru pada layanan Agen BTN. Peningkatan kualitas agen BTN ditingkatkan dengan berkolaborasi pada pengembangan ekosistem bisnis Bank BTN dan Pengembangan Bisnis agen dengan segmentasi yang lebih mengerucut di antaranya segmen perumahan, segmen pendidikan dan segmen pasar/toko klontong.
Baca Juga: Hingga Februari, BRI Punya 640.000 Agen BRILink yang Tersebar di Seluruh Indonesia Sementara dari ekosistem dan segmen terkait, didorong peningkatan transaksi transfer antarbank, setoran dan penarikan rekening BTN, serta transaksi pembayaran/pembelian rutin bulanan seperti listrik, telekomunikasi, dompet elektronik dan lainnya. Adapun Bank BJB mencatatkan perkembangan laku pandai yang disebut dengan agen bjb Bisa terus meningkat dari tahun ke tahun. Transaksinya pun telah melebihi 1 juta transaksi di tahun 2022.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menyebut, besaran
fee-nya sendiri bervariasi tergantung dari transaksi yang dilakukan. "Klasifikasi agen "bjb Bisa" sendiri saat ini adalah klasifikasi A sehingga belum dapat melakukan referal kredit, namun demikian direncanakan tahun ini dapat meningkat klasifikasinya sehingga dapat memberikan referal kredit dan memberikan pendapatan lebih bagi bank," ungkapnya. Untuk mengoptimalkan agen bjb, pihaknya juga berkolaborasi dengan pelaku UMKM, perangkat desa, kelompok masyarakat, dan lain-lain. Serta melakukan kegiatan edukasi inklusi dan literasi baik secara langsung maupun melalui perangkat desa dan program-program untuk mendorong agar para agen ini lebih aktif bertransaksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi