Sejumlah Bank dengan Aset Terbesar Beberkan Target Pertumbuhan Kredit di 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menuju akhir tahun 2024 yang tinggal menghitung hari, bank-bank tanah air tengah menggodok dan memfinalisasi Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk tahun 2025. Dari 10 bank dengan kapitalisasi aset terbesar di Indonesia, beberapa di antaranya telah membeberkan target dan rencana bisnisnya di tahun 2025.

Berdasarkan wawancara Kontan, dari 10 bank dengan asset terbesar di Indonesia, delapan di antaranya optimistis terhadap pertumbuhan kredit di tahun 2025 sebagaimana yang ditargetkan oleh Bank Indonesia dengan di kisaran 11%-13% secara tahunan (year on year/yoy), meskipun para bankir tidak menampik tantangan likuiditas dan mahalnya biaya dana masih membayangi kinerja industri perbankan di tahun depan.

Setidaknya kekhawatiran dari tantangan likuiditas ini disampaikan oleh bank-bank swasta nasional. Di sisi lain, bank-bank pelat merah yang memiliki likuiditas berlebih disokong dana murah (CASA), optimistis bisa mencapai target bahkan di atas target yang ditetapkan BI di 2024.


Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Kian Menggunung

Ambil contoh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang secara gamblang telah membeberkan target pertumbuhan kredit sebesar 11%-13% yoy pada tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan target tahu 2024 yang di kisaran 10%-11% yoy.

Corporate Secretary BTN Ramon Armando menyatakan, salah satu katalis positif yang mendukung target pertumbuhan kredit tersebut dengan turutnya BTN dalam menyukseskan program tiga juta rumah oleh pemerintah yang akan mulai diinisiasikan mulai tahun 2025.

Selain itu Ramon meyebut, tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih baik dengan kondisi makroekonomi yang akan lebih suportif, dengan potensi penurunan Fed Fund Rate (FFR) serta BI Rate di sepanjang tahun 2025.  

Hal ini akan meningkatkan kondisi likuiditas perbankan untuk tahun 2025, apabila dibandingkan dengan tahun 2024.

“Pada tahun 2025 juga BTN akan turut mensukseskan program 3 Juta Rumah Pemerintah yang akan mulai diinisiasikan mulai tahun 2025, sehingga hal tersebut menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kredit BTN,” ungkap Ramon kepada Kontan belum lama ini.

Lebih lanjut Ramon menyebut kondisi fundamental dan outlook tahun 2025 akan lebih baik mencakup pengembangan digital secara berkelanjutan melalui peluncuran Super Apps baru pada akhir tahun 2024, dan program merchant Bale by BTN yang akan terus dijalankan dalam rangka meningkatkan dana murah, dan pertumbuhan fee based income.

Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga menunjukkan optimismenya meskipun tidak merinci berapa target kredit BNI di tahun 2025, namun Okki menyatakan perseroan optimistis melihat peluang pertumbuhan bisnis di 2025.

BNI melihat prospek perekonomian Indonesia yang akan lebih baik di 2025, dengan proyeksi pertumbuhan PDB di 4,9%-5,4% didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

Okki menerangkan, faktor utama yang akan mendorong peningkatan konsumsi adalah efek belanja fiskal yang lebih diarahkan langsung kepada permintaan domestik, sedangkan faktor utama yang mendorong investasi adalah potensi naiknya investasi swasta seiring berjalannya program-program pemerintah yang pro-pertumbuhan dan pro-konsumsi.

Baca Juga: Bank Sinarmas Siap Memacu Bisnis Kartu Kredit

“Untuk itu, kami memproyeksikan untuk tahun 2025 kredit berpotensi tumbuh sejalan dengan ekspektasi market,” ungkap Okki kepada Kontan.

Jika melihat target pertumbuhan kredit BNI pada tahun 2024 yakni di kisaran 10%-12% yoy. Sejalan dengan itu, realisasi pertumbuhan kredit BNI sampai dengan September 2024 tercatat 9,50% yoy mencapai Rp 735 triliun.

Tak jauh beda, Laurensius Teiseran, Head of Investor Relation Bank Mandiri belum lama ini juga menyampaikan optimismenya terhadap pertumbuhan bisnis Bank Mandiri di tahun 2025.  Menurutnya pertumbuhan kredit Bank Mandiri akan tetap di atas rata-rata pertumbuhan industri, mengingat pencapaian ini telah berlangsung selama empat tahun terakhir secara konsisten.

“Kami merasa pertumbuhan kredit ini yang di atas industri seharusnya bisa kami jaga hingga tahun depan, ditambah lagi dengan penurunan suku bunga memberikan momentum yang positif terhadap permintaan kredit,” ungkapnya belum lama ini dalam program acara KBSA Mirae Asset.

Jika melihat target kredit Bank Mandiri di tahun 2024 yakni sekitar 16-18% yoy, dengan realisasi penyaluran kredit sampai September 2024 mencapai Rp 1.590 triliun atau tumbuh 20,80% yoy.

Anak usahanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) juga optimis terhadap pertumbuhan pembiayaan di tahun 2025, sejalan dengan target pertumbuhan kredit yang ditetapkan oleh BI. 

Wisnu Sunandar, SVP Corporate Secretary & Communication BSI menyampaikan dengan kondisi likuiditas yang terjaga baik, BSI terus memprioritaskan penyaluran pembiayaan yang produktif dan berkelanjutan.

“Proyeksi pertumbuhan pembiayaan BSI akan mempertimbangkan potensi ekonomi, kebutuhan pasar, serta upaya untuk terus mendukung sektor-sektor strategis yang sesuai dengan prinsip syariah,” ungkap Wisnu kepada Kontan, Senin (9/10).

Adapun di tahun 2024, BSI menargetkan pertumbuhan pembiayaan di kisaran 16-19% yoy dengan realisasi sampai dengan September 2024 pembiayaan mencapai Rp 266,5 triliun, atau tumbuh 11,20% yoy.

Tantangan Likuiditas di Bank Swasta Nasional

Bank-bank swasta nasional yang masuk ke dalam 10 bank asset terbesar di Indonesia, juga menyampaikan optimismenya terhadap kinerja bisnis di 2025. 

Meskipun bank-bank swasta ini tetap mengkhawatirkan adanya tantangan likuiditas di tahun 2024 mendatang.

PT Bank Permata Tbk (PermataBank) menilai tahun 2025 industri perbankan akan tetap mengalami likuiditas ketat dengan biaya daya atau cost of fund yang mahal.

“Dengan perkembangan kondisi geopolitik dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini, Permata Bank memprediksi tantangan likuiditas masih mungkin akan berlanjut sampai dengan semester I-2025,” ungkap Rudy Basyir Ahmad, Direktur Keuangan dan Unit Usaha Syariah Permata Bank kepada Kontan, Senin (9/12).

Meski demikian, Rudy menyampaikan Dengan tantangan likuiditas di tahun 2025, Permata Bank akan terus menerapkan optimalisasi neraca sebagai salah satu strategi untuk menjaga marjin keuntungan Bank dengan baik dan senantiasa meningkatkan sumber pendanaan murah (low cost of funds) melalui pendanaan CASA yang lebih stabil.   

Baca Juga: Bank Kecil Konservatif Pasang Target Ekspansi

Lebih lanjut, Permata Bank juga fokus dan konsisten dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit kepada Masyarakat, dimana Permata Bank memproyeksikan pertumbuhan kredit yang lebih baik, seirama dengan target pertumbuhan kredit Bank Indonesia di tahun 2025.

“Sebagai bagian dari Bangkok Bank, Permata Bank optimistis sinergi dan kolaborasi yang telah terbentuk dengan Bangkok Bank akan menjadi salah satu pendorong kinerja yang lebih baik di 2025,” ungkap Rudy.

Adapun di tahun 2024, PermataBank menargetkan kredit di kisaran 7-9% yoy, dengan realisasi pertumbuhan kredit sampai September 2024 tercatat sebesar 8,60% yoy mencapai Rp 150,8 triliun.

Sementara itu Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, Lani Darmawan menyatakan, pihaknya memproyeksikan target pertumbuhan kredit di tahun 2025 tidak akan lebih tinggi atau di atas target pertumbuhan kredit di tahun 2024 yang di kisarn 6%-7% yoy.

“Kami sedang memfinalisasi target untuk 2025. Namun Kami tidak melihat loan akan tumbuh lebih tinggi dari 2024. Untuk memastikan profitability tetap terjaga baik,” ungkapnya kepada Kontan.

Lebih lanjut Lani menyebut tahun 2025 akan tetap dalam kondisi likuiditas ketat dengan biaya dana yang masih tinggi, sehingga margin bunga bersih (NIM) akan tetap tertekan yang juga mempengaruhi kinerja laba.

“Sehingga dengan cost of fund yang masih tinggi, untuk mengontrol NPL  yield kredit masih belum bisa terlalu berubah,” ungkap Lani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi