Sejumlah bank kecil masih yakin kredit bisa tumbuh dua digit di tahun politik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas yang diprediksi masih akan ketat, ditambah gelaran pemilihan umum akan jadi tantangan bagi sejumlah bank BUKU I dan BUKU II. Meski begitu, penyaluran kredit di tahun ini diramal masih bisa naik dua digit.

Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra ketakpastian ekonomi di tahun politik akan jadi tantangan perseroan. Namun Sampoerna optimistis pertumbuhan kredit dan DPK bisa mencapai double digit.

"Kami optimistis dapat tumbuh sejalan dengan industri, dimana pemerintah pasang target pertumbuhan ekonomi sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu kemudian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menargetkan pertumbuhan kredit bisa mencapai belasan persen," katanya baru-baru ini.


Tahun ini, baik DPK dan kredit Sampoerna sendiri ditargetkan masing-masing bisa tumbuh hingga 15%. Target tersebut sejatinya tak muluk-muluk, pasalnya sepanjang 2018 lalu kinerja Sampoerna cukup moncer.

Hingga Desember 2018, Sampoerna telah menyalurkan kredit senilai Rp 7,23 triliun. Tumbuh 16,05% (yoy) dibandingkan posisi 2017 senilai Rp 6,23 triliun. Sementara DPK dalam periode yang sama tercatat sebesar Rp 7,83 triliun, tumbuh 17,04% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 6,69 triliun.

"Secara umum perseroan menunjukkan kinerja yang baik pada 2018, dari segi penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK. Meskipun risiko kredit masih cukup tinggi," lanjutnya.

Sementara itu bank kecil lainnya, PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) justru akan semakin ekspansif di tahun politik ini. Maklum, proses akuisis Dinar dengan PT Bank Oke Indonesia akan berlaku efektif tahun ini.

Direktur Utama Dinar Hendra Lie bahkan bilang hasil akuisisi Dinar-Oke kelak akan bikin perseroan masuk ke kelompok BUKU II. Bahkan dalam jangka panjang, perseroan pasangbtarget agar masuk BUKU III.

Nah dari aksi tersebut, Hendra bilang perseroan kelak akan mulai fokus terhadap kegiatan penyaluran kreditnya, dan pemupukan dana murah alias Current Accounting and Saving Account (CASA).

"Tahun ini kita mulai fokus dengan memperkuat bisnis lending, dan berupaya meningkatkan CASA. Target loan kami tahun ini di Rp 1,7 triliun, sedangkan komposisi CASA 20% dari dana pihak ketiga (DPK)," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi