Sejumlah Bank Menggenjot Kredit ESG di Kuartal III-2024, Siapa Jawaranya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke sektor keberlanjutan lewat penerapan prinsip Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola) atau ESG terus menunjukkan pertumbuhannya sampai akhir Kuartal III-2024.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi jawara pertumbuhan kredit ke sektor keberlanjutan di antara bank besar lainnya. Terlihat dari konsistensi Bank Mandiri mencatat peningkatan portofolio dengan menyalurkan kredit ESG mencapai Rp 285 triliun sampai September 2024, tumbuh 12,8% secara tahunan (year on year/yoy). Dari jumlah tersebut, komposisi portofolio hijau tumbuh signifikan 16,4% yoy menembus Rp 142 triliun. 

Sementara itu kontribusi dari sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) terhadap portofolio tersebut telah mencapai sebesar Rp 10 triliun dengan tren peningkatan setiap tahunnya. 


Baca Juga: Bank Mandiri Salurkan Kredit ESG Senilai Rp 285 Triliun Per September 2024

Termasuk antara lain fokus pada pengembangan bisnis berkelanjutan di sektor potensial seperti pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan hingga pengelolaan limbah.

“Ke depannya, kami akan terus meningkatkan layanan ESG kami, khususnya pada instrumen keuangan berkelanjutan seperti Sustainability-Linked Loan, Green Loan, Corporate-in-Transition Financing, dan Social Loan di berbagai sektor,” ungkap Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, Rabu (30/10).

Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyalurkan kredit ESG yang tumbuh 10,7% yoy menyentuh Rp214 triliun per September 2024, berkontribusi hingga 24,3% dari total portofolio pembiayaan. 

Komitmen BCA untuk senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai ESG. Hal ini juga dikonfirmasi oleh gedung Wisma BCA Foresta yang memperoleh sertifikat Green Mark Super Low Energy Building dari Building and Construction Authority Singapura, menjadi yang pertama di Indonesia. Sertifikat itu diraih karena Wisma BCA Foresta dinilai berhasil menerapkan efisiensi sangat tinggi pada operasional gedung.

Selanjutnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatatkan pertumbuhan portofolio kredit ESG pada Kuartal III-2024, mencapai 5% yoy menjadi Rp 187,6 triliun.

Direktur Risk Management BNI David Pirzada menegaskan, sebagai bank milik negara yang menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, BNI berkomitmen untuk terus menginternalisasi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap langkahnya.

David menjelaskan, keberlanjutan telah menjadi inti dari bisnis BNI. Sebagai bagian dari komitmen tersebut, BNI telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) untuk aktivitas operasional pada 2028 dan untuk pembiayaan pada 2060. Untuk mencapai tujuan ini, BNI akan menggalakkan berbagai inisiatif, baik di bidang operasional maupun pembiayaan.

"Komitmen ini tercermin dalam pembiayaan yang bertanggung jawab untuk aktivitas bisnis berkelanjutan, termasuk portofolio hijau yang mencapai Rp 188 triliun, atau sekitar 26% dari total portofolio kredit BNI," jelas David.

Baca Juga: Perbankan Makin Serius Menjalankan Bisnis Berkelanjutan

Hingga September 2024, penyaluran kredit hijau BNI telah mencakup berbagai sektor, termasuk Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, dan biogas, dengan total pembiayaan mencapai Rp10,2 triliun. Selain itu, pembiayaan untuk sektor penanggulangan polusi udara sebesar Rp3,4 triliun, serta pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan lahan yang berkelanjutan sebesar Rp31,9 triliun.

Untuk memperkuat pengelolaan manajemen risiko perubahan iklim, BNI juga telah melaporkan Climate Risk Stress Test (CRST) kepada OJK yang mencakup enam sektor utama, yakni sumber daya alam, listrik, transportasi dan pergudangan, konstruksi, pertanian dan manufaktur, serta mortgage. Sektor-sektor ini mencakup 50% dari total portofolio pinjaman BNI.

Sebagai bagian dalam upaya mendorong transisi energi, BNI senantiasa memberikan dukungan kepada debitur untuk melaksanakan upaya transisi, melalui pemberian Sustainability Linked Loan yang pada bulan September 2024 mencapai Rp5,5 triliun. 

Selain itu, BNI mendukung penerapan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) dalam upaya mencapai komitmen Net Zero Indonesia.

Baca Juga: Simak Prospek Saham-Saham ESG di Sisa Kuartal IV 2024

Bank lainnya di luar KBMI 4 ada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang juga meningkatkan portofolionya ke sektor keberlanjutan. Hingga sembilan bulan pertama tahun 2024, CIMB Niaga mencatat hampir 25% dari total pembiayaan Bank atau Rp 54,4 triliun untuk mendukung transisi yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon, Perjanjian Paris, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan, keberlanjutan adalah salah satu prioritas CIMB Niaga dalam menjalankan bisnis dengan mengintegrasikan pertimbangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam proses perbankan. 

"Ke depan, kami akan terus mendorong implementasi dan adaptasi model bisnis berkelanjutan serta investasi hijau oleh para pelaku usaha di Indonesia. Keberlanjutan tidak hanya membutuhkan upaya inovasi dari bank, tetapi juga kolaborasi semua pemangku kepentingan untuk menuju masa depan yang lebih baik,” kata Lani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi