Sejumlah Bank Optimalkan Penjualan Aset Bermasalah untuk Tingkatkan Pendapatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank di Indonesia semakin gencar mengoptimalkan penjualan aset bermasalah dari kredit debitur yang telah dihapus buku. Langkah ini turut berkontribusi pada peningkatan pendapatan recovery bank pada pertengahan kuartal III-2024.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menjadi salah satu bank yang mengoptimalkan penjualan aset kredit hapus buku melalui berbagai skema, termasuk lelang hak tanggungan dan skema lainnya. 

Hasilnya, pendapatan recovery BTN meningkat 60% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai lebih dari Rp 470 miliar hingga Agustus 2024.


Baca Juga: Sejumlah Bank Gencar Jual Aset Bermasalah

Direktur Assets Management BTN, Elisabeth Novie Riswanti, menyatakan peningkatan pendapatan recovery tersebut terjadi secara merata di segmen kredit komersial dan konsumer. 

Selain itu, BTN secara aktif melakukan investor gathering, bekerja sama dengan pihak ketiga seperti balai lelang swasta, serta memanfaatkan kanal digital seperti Portal RumahMurah Bank BTN untuk memudahkan akses masyarakat terhadap agunan siap jual.

"Pada kuartal IV tahun 2024, juga direncanakan akan dilakukan Bulksales," kata Elisabeth kepada Kontan, Senin (14/10).

Seiring dengan peningkatan penjualan aset bermasalah, kualitas kredit BTN membaik, terlihat dari penurunan rasio NPL Gross sebesar 31 basis poin (bps) pada Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama tahun 2023. BTN memproyeksikan rasio NPL akan turun di bawah 3% hingga akhir 2024.

Baca Juga: KB Bank Jual Aset Berkualitas Rendah Rp 2,8 Triliun di Semester I-2024

PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) juga mencatatkan peningkatan pendapatan recovery dari penjualan aset bermasalah, yang mencapai sekitar Rp 338 miliar hingga Agustus 2024, terutama dari segmen usaha menengah.

Editor: Noverius Laoli