KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan bisnis tahun ini. Masing-masing akan menggejot penyaluran kredit dengan memasang target dobel digit. PT bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR) misalnya menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 10%-12% tahun ini. Target tersebut jauh lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit 2018 yang diperkirakan hanya single digit. "Kinerja tahun 2018 masih dalam proses audit namun kami perkirakan pertumbuhannya sekitar 6%. Itu disumbang dari sektor konsumen, mikro dan KPR," kata Sekretaris Perusahaan BJBR, Asadi Budiman pada Kontan, Minggu (13/1).
Guna mencapai target tersebut, BJBR akan lebih fokus mendorong pertumbuhan kredit mikro dan kredit komersial. Meski akan lebih fokus di dua sektor itu, BJBR juga tetap akan menjaga pertumbuhan kredit konsumer. Adapun kualitas kreditnya per september 2018 masih terjaga baik di level 1,58% dan diperkirakan sampai akhir lalu ada dikisaran 1,5%-1,6%. Sementara untuk mengimbangi pertumbuhan penyaluran kredit, BJBR akan mendorong penghimpunan dana dari masyarakat. Bank ini membidik DPK tumbuh 9%-10% dengan tetap memperhatikan pengelolaan asset dan
liabilities management yang baik. "Posisi
loan to deposit ratio (LDR) periode September 2018 masih berada di level 88%, dengan memperhatikan rasio kecukupan likuiditas tersebut kami proyeksikan tahun depan masih terbuka peluang untuk ekspansi kredit." tambah Asadi. PT Bank Pembangunan Sumatera Utara memasang target lebih tinggi lagi. Bank ini membidik pertumbuhan penyaluran kredit 19% dari tahun 2018 atau meningkat sekitar Rp 4,2 triliun tahun ini. "Sektor yang ditargetkan menyumbang kredit tersebesar tahun 2019 adalah kredit multiguna sebesar 27%, KUR tumbuh 20%, dna kredit pensiun 19%," ungkap Sekretaris Perusahaan Syahdan ridwan Siregar. Sementara di tahun lalu, penyumbang terbesar dari penyaluran kredit Bank Sumut adalah kredit pensiunan dengan kontribusi 79%. Sedangkan untuk mendukung penyaluran kredit, Bank ini juga akan tetap mendorong pertumbuhan DPK yang ditargetkan akan tumbuh 11,7% atau naik senilai Rp 2,9 triliun dari tahun lalu. Di samping mengejar penghimpunan dana masyarakat, ada juga BPD yang berencana menerbitkan surat utang guna membiayai ekspansi kredi. BJBR misalnya tahun ini, berencana menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 500 miliar yang rencananya akan digelar pada kuartal II atau kuartal III mendatang. BJBR juga berencana menerbitkan sisa Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap 2 sebesar Rp 248 miliar di tahun 2019. Aksi korporasi ini ditargetkan akan digelar antara kuartal III atau kuartal IV 2019.
Lalu ada juga rencana aksi korporasi dari PT Bank DKI. Berdasarkan pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Bank ini berencana melantai di Bursa Efek Indonesia lewat penawaran saham perdana (
Initial Public Offering/IPO) tahun ini. Rencana itu memang sudah dibahas sejaka tahun 2017 lalu. Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo mengatakan, pihaknya telah menujuk tiga perusahaan sekuritas yakni Mandiri Sekuritas, RHB Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas sebagai penjamin emisi untuk merealisasikan rencana IPO tersebut. "Namun kepastian waktunya, kami masih akan melihat perkembangan pasar dan kondisi Pemilu pada April mendatang,” katanya. Bank DKI belum menetapkan target dana yang akan dihimpun dari rencana IPO tersebut karena masih dalam tahap pembahan dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta dan DPRD. Hanya saja, Sigit mengklaim, tujuan utama aksi korporasi tersebut dilakukan bukan untuk meningkatkan
capital adequate ratio (CAR) saja, melainkan untuk mendorong peningkatkan GCG saja. "Per September 2018, CAR kami masih 27%," kata Sigit. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat