KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) tengah menyiapkan rencana penambahan modal tahun ini untuk mendukung rencana ekspansi bisnisnya ke depan. Beberapa bank sudah merencana untuk menggelar penawaran saham perdana (IPO). Sementara yang lain ada yang akan
rights issue dan ada juga yang mengandalkan injeksi modal dari pemerintah daerah untuk meningkatkan modal inti. PT Bank Sumut salah satu yang sedang mempersiapkan IPO tahun ini. Perusahaan berniat melepas saham sebanyak-banyaknya 30% saham dalam rencana penawaran umum saham perdana tersebut.
Bank Sumut akan melepas sebanyak-nya 5 miliar saham dengan target dana Rp 1 triliun dari aksi korporasi itu. Dana IPO tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan, pengembangan infrastruktur dan teknologi informasi. "IPO ini direncanakan digelar di kuartal III. Untuk prosesnya, tim IPO saat ini masih bekerja," kata Pj. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Iswanto Darus kepada Kontan.co.id, Senin (17/1). Hingga November 2021, kredit Bank Sumut meningkat sebesar Rp 1,3 triliun terdiri dari kredit multiguna Rp 865 miliar serta kredit prodktif dan komersial Rp 436 miliar. Adapun Per November 202i, total kredit bank ini tercatat Rp 23,5 triliun.
Baca Juga: Bank Kalsel Prioritaskan Pemenuhan Modal Inti dari Setoran Modal Pemprov dan Pemda Bank Sumut memproyeksikan pertumbuhan kredit produktif dan multiguna bisa mencapai Rp 2,1 triliun tahun ini. Untuk mendorong itu, perseroan mengembangkan aplikasi pengajuan kredit online hingga memudahkan proses pengajuan, serta meningkatkan kerja sama dengan berbagai instansi. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) akan melakukan penambahan modal lewat mekanisme rights issue pada Maret mendatang. Perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 925 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 250. Adapun anak usaha perseroan, BJB Syariah berencana melakukan IPO dimana dananya ditujukan untuk memperkuat struktur permodalan, ekspansi bisnis serta pengembangan teknologi informasi (TI). Direktur Utama Yuddy Renaldi mengatakan, BJB Syariah tidak ada kewajiban lagi menambah modal inti hingga Rp 3 triliun karena sudah membentuk KUB dengan induknya. Bank ini direncanakan menambah modal karena ada beberapa investor strategis yang bergerak di bidang syariah menyatakan berminat masuk.
BJB optimistis bisnis tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Perseroan membidik kredit bisa tumbuh di kisaran 9%-10%. Adapun hingga kuartal III 2021, bank ini mencatat kredit tumbuh 6,9% YoY. "Untuk tahun depan kami melihat ada optimisme seiring berangsurnya pulihnya aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat. Jika BI memproyeksikan pertumbuhan kredit di 6%-8%, BJB memproyeksikan lebih 9%-10%," kata Yuddy. Sebelumnya, Bank DKI juga berencana menggelar IPO tahun ini. Namun, Herry Djufraini Sekretaris Perusahaan Bank DKI belum merespon pertanyaan KONTAN terkait update rencana tersebut.
Baca Juga: Simak Upaya Bank Kecil Penuhi Ketentuan Modal Inti Rp 3 Triliun Editor: Khomarul Hidayat