KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan dana pensiun menerapkan berbagai strategi sebagai bentuk upaya mempertahankan keberlanjutan perusahaan di industri. Salah satunya Perusahaan Dana Pensiun (Dapen) BCA. Mengenai hal itu, Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno menerangkan salah satu strateginya, yakni dana pensiun perlu menerapkan tata kelola dan manajemen risiko yang efektif. "Selain itu, mengedepankan kriteria Sumber Daya Manusia yang memenuhi syarat untuk mengelola dana pensiun. Kualitas pengurus dapat memengaruhi manfaat yang akan diterima oleh peserta," ucapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/7).
Baca Juga: Apakah Kripto Bisa Dijadikan Investasi untuk Persiapan Pensiun? Budi juga mengatakan dana pensiun dapat terlibat dalam penerapan keuangan berkelanjutan atau sustainable finance. Dengan melibatkan strategi investasi yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada pembangunan sosial positif, dia beranggapan industri dana pensiun dapat menjadi kekuatan pendorong untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Budi meyakini industri dana pensiun dapat bertumbuh seiring dengan makin banyaknya awareness masyarakat atas pentingnya mempersiapkan pensiun di masa tuanya. Meskipun demikian, Budi tak memungkiri ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi industri, yakni mencapai pertumbuhan aset. Dia menyebut diperlukan strategi investasi yang efektif dan inovatif untuk memaksimalkan hasil investasi dan mencapai target pertumbuhan aset yang berkelanjutan. Selain itu, berubahnya demografi juga dinilai bisa menjadi tantangan. Dengan populasi yang menua, Budi menerangkan dana pensiun harus mempersiapkan diri menghadapi peningkatan jumlah peserta yang memasuki masa pensiun.
Baca Juga: Dapen Bank Mandiri Catat Dana Kelolaan Sebesar Rp 10,44 Triliun Per Mei 2024 Selain itu, dalam menghadapi perubahan regulasi, industri dana pensiun juga harus siap mengikuti peraturan yang berkaitan dengan manajemen risiko dan keberlanjutan. "Dana pensiun juga harus memanfaatkan teknologi untuk manajemen portofolio, analisis risiko, dan layanan peserta. Namun, perlu dilakukan peningkatan keamanan siber untuk melindungi data dan aset peserta dari ancaman siber," tuturnya. Budi menyebut terdapat juga tantangan dalam investasi, yang mana fluktuasi pasar keuangan dan risiko investasi perlu dikelola dengan baik. Industri dana pensiun dinilai perlu gesit dalam beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar dan mempertimbangkan faktor-faktor, seperti inflasi, suku bunga, dan geopolitik dalam strategi investasinya. Terkait pengelolaan investasi, Budi mengatakan strategi pengelolaan investasi Dapen BCA tidak banyak berubah untuk tahun ini.
Baca Juga: Dana Pensiun BCA Catat Dana Kelolaan Sebesar Rp 5,82 Triliun Per Mei 2024 Salah satunya, yaitu matching antara kebutuhan dana dengan investasi (liability driven), yang mana strategi pertama secara jangka pendek kurang dari 1 tahun untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dengan peningkatan pada investasi pasar uang (Deposito, DOC, SBI, dan Sertifikat Deposito). Hal itu sesuai dengan komitmen Dapen BCA untuk menjaga level likuiditas pembayaran manfaat pensiun yang makin besar. Dia bilang, Dapen BCA juga melakukan perubahan strategi secara jangka pendek, yaitu memperbanyak instrumen SRBI yang saat ini memberikan return lebih besar dari deposito. "Adapun strategi jangka menengah dengan durasi 1 tahun hingga 5 tahun masuk pada investasi Obligasi Korporasi dan SBN dengan durasi 5 tahun, serta reksadana pendapatan tetap. Strategi Jangka Panjang untuk mencari value yang tinggi masuk pada investasi SBN lebih dari 5 tahun, saham, penyertaan langsung, dan tanah bangunan," ujarnya. Budi menerangkan dana kelolaan perusahaan berupa aset sampai dengan Mei 2024 tercatat sebesar Rp 5,82 triliun. Nilai itu meningkat 6,28%, jika dibandingkan per Mei 2023 yang sebesar Rp 5,48 triliun.
Baca Juga: Dapen BCA Terapkan Sejumlah Strategi Guna Pertahankan Keberlanjutan Perusahaan Sementara itu, Perusahaan Dana Pensiun (Dapen) Bank Mandiri menerangkan ada beberapa upaya yang telah dilakukan Dapen Bank Mandiri untuk menjaga keberlanjutan perusahaan. Direktur Investasi & Keuangan Dana Pensiun Bank Mandiri Abdul Hadie menyebut salah satu upayanya, yakni menjaga likuiditas dana pensiun agar tetap dalam kondisi likuid. Caranya, yaitu dengan mengalokasikan dana kepada instrumen investasi yang aman, likuid, dan return optimal. "Selain itu, memitigasi risiko untuk setiap jenis instrumen investasi, menjalankan tata kelola dana pensiun yang baik (Good Pension Fund Governance), dan aktif melakukan literasi kepada peserta atau stakeholders melalui sosialisasi secara berkesinambungan," ungkapnya kepada Kontan.co.id.
Hadie juga menyampaikan strategi perusahaan dalam mengelola dana pensiun sejauh ini masih berpatokan pada matching strategy dengan konsep Liabilities Driven Investment, baik jangka pendek, menengah maupun panjang dengan tetap mengacu kepada tata kelola investasi yang baik sesuai aturan. Adapun Dapen Bank Mandiri mencatat aset kelolaan neto per Mei 2024 sebesar Rp 10,44 triliun. Hadie mengatakan nilai itu tumbuh sekitar 5,94%, jika dibandingkan pencapaian periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 9,85 triliun. "Pertumbuhan tersebut utamanya ditopang oleh hasil usaha bersih yang mencapai Rp 334 miliar hingga Mei 2024," kata Hadie. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto