Sejumlah ekonom memproyeksi laju ekonomi kuartal III-2019 makin melambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ekonom memproyeksi laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 akan makin melambat. Bahkan, pertumbuhan diperkirakan sulit menembus level 5% seperti kuartal-kuartal sebelumnya di tahun ini.

Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga hanya 4,9%. Perkiraan tersebut berdasarkan pengamatan terhadap pertumbuhan pengeluaran ekspor dan investasi yang jauh di bawah harapan.

Baca Juga: Kepala BKPM: Gojek dan Grab bayar PPN Rp 4 triliun-Rp 5 triliun per tahun


“Perhitungan ini berdasarkan tren yang memang berat karena ekspor tumbuh negatif, sedangkan investasi yang ekspektasinya bisa sampai 6,5% ternyata masih di bawah 6%. Jadi ini faktor yang makin dragging (menarik ke bawah),” tutur Febrio dalam acara Economic Outlook BCA, Jumat (18/10).

Adapun, meninjau dari sisi sektoral, pertumbuhan sektor utama seperti manufaktur dan pertanian pun tidak optimal. Padahal keduanya merupakan sektor yang berkontribusi besar pada kue pertumbuhan ekonomi Indonesia masing-masing 19,5% dan 13,6% terhadap PDB di kuartal kedua lalu.

Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 pada rentang 4,95% - 5,05%. Namun, ia lebih meyakini pertumbuhan tetap bisa berada di level 5% dibandingkan merosot ke bawah 5%.

Baca Juga: IMF: Dampak perang dagang ke ekonomi dunia bisa setara dengan ekonomi Swiss

“Karena kami masih meyakini perekonomian Indonesia disokong oleh konsumsi domestik yang kontribusinya sekitar 56% terhadap PDB. Jadi walaupun neraca dagang defisit, kita masih bisa berharap dari konsumsi dan sedikit dari investasi sehingga tetap pada kisaran yang diramalkan,” ungkap Piter, Jumat (18/10).

Kuartal II-2019, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 5,17%, konsumsi pemerintah sebesar 8,23%, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sebesar 5,02% secara tahunan (yoy).

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya menyatakan optimis pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tetap mampu menyentuh 5%. Alasannya sama, Darmin percaya pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih cukup kuat sampai saat ini.

Baca Juga: Ekonomi China tumbuh 6% di kuartal ketiga, terendah dalam hampir 30 tahun

Meski memang ia mengakui pertumbuhan ekonomi lebih berat karena pertumbuhan ekspor tertekan. Namun Darmin menilai, dampak perdagangan terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tak sesignifikan dampak konsumsi domestik.

“Kalau pertumbuhan 5% itu pasti lah untuk kuartal ketiga. Kita kan lebih banyak bergantung pada demand di dalam negeri daripada ekspor,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto