KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten berusaha mencari dana segar melalui penawaran umum terbatas dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue. Langkah ini diambil untuk menambah modal dengan menawarkan saham baru kepada pemegang saham. Salah satu emiten yang berencana menggelar
rights issue adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Emiten ini akan meminta persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 68 miliar saham. Saham baru tersebut akan dilepas dengan nominal Rp 100 per saham. Untuk diketahui harga saham FREN pada penutupan perdagangan hari ini (30/8) ada di level Rp 120 per saham. Presiden Direktur FREN Merza Farchys mengatakan, sebagian penggunaan dana hasil
rights issue akan dilakukan untuk investasi.
“Untuk investasi yang pasti,” ujar Merza saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/8). Selain dari investasi, dana tersebut pun akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan modal kerja perusahaan dan entitas anak perusahaan. FREN optimistis, rencana penambahan modal dengan skema HMETD akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi FREN dan entitas anak. Yakni akan memperbaiki struktur permodalan serta menambah kas untuk keperluan modal kerja. Selain
rights issue, FREN juga berencana menerbitkan efek melalui mekanisme penempatan terbatas (
private placement), baik dalam satu kali penerbitan atau lebih. Opsi lain penerbitan obligasi wajib konversi IV (OWK IV) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10 lembar OWK Seri IV yang masing-masing bernilai nominal Rp 120 miliar dan dapat dikonversi menjadi saham seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Untuk memuluskan rencana ini, FREN akan meminta persetujuan pemegang saham melalui meknisme rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 25 September 2018. Selain FREN, PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) pun berencana untuk melakukan penawaran umum terbatas HMETD. Aksi rights issue ini dilakukan untuk meningkatkan modal dasar perusahaan. Nominal saham yang ditawarkan seharga Rp 100 per saham. Pada penutupan perdagangan Kamis (30/8), harga MYTX berada di level Rp 118 per saham atau turun 5,60%. Sayangnya Direktur MYTX, Carel Christanto Machmud belum menjelaskan tujuan dari
rights issue tersebut. Pun, jumlah saham baru yang akan diterbitkan belum disebutkan. Yang jelas, pelaksanaan rights issue MYTX ini menunggu persetujuan dari RUPSLB yang akan dilakukan pada 12 Oktober 2018 nanti.
Analis PT Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta mengatakan, aksi korporasi seperti
rights issue ini sebetulnya baik sepanjang untuk meningkatkan performa perusahaan. “Jika tujuannya untuk ekspansi tentu akan semakin baik. Namun jika untuk membayar kewajiban, sebaiknya dilihat dahulu kebutuhannya, kalau memang harus disegerakan maka tidak ada salahnya,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (30/8). Lebih lanjut, apabila ada investor yang ingin memanfaatkan haknya agar tidak terdelusi ini juga bisa dijadikan kesempatan, karena dari sisi nominal harga tentu akan lebih murah. “Jika memang sudah ada portofolio investasi di emiten jenis ini tidak apa untuk menambah. Namun jika mau masuk mungkin bisa
wait and see dahulu,” ujar Nafan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat