KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan adanya potensi delisting perusahaan tercatat PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK). Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 BEI Adi Pratomo Aryanto mengatakan, saham DUCK telah disuspensi selama 13 bulan pada tanggal 1 Oktober 2022 yang lalu. Mengutip keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia menuliskan penghapusan emiten ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Berdasarkan Pengumuman Bursa No.: Peng-SPT-00009/BEI.PP1/08-2022 tanggal 30 Agustus 2021 perihal Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang Berakhir per 31 Desember 2020, serta Peraturan Bursa Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa. Lebih lanjut, Bursa dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila ketentuan III.3.1.1, mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.
Sejumlah Emiten Berpotensi Delisting dari BEI, yang Terbaru Jaya Bersama Indo (DUCK)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan adanya potensi delisting perusahaan tercatat PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK). Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 BEI Adi Pratomo Aryanto mengatakan, saham DUCK telah disuspensi selama 13 bulan pada tanggal 1 Oktober 2022 yang lalu. Mengutip keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia menuliskan penghapusan emiten ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Berdasarkan Pengumuman Bursa No.: Peng-SPT-00009/BEI.PP1/08-2022 tanggal 30 Agustus 2021 perihal Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang Berakhir per 31 Desember 2020, serta Peraturan Bursa Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa. Lebih lanjut, Bursa dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila ketentuan III.3.1.1, mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.