Sejumlah Emiten CPO Siapkan Strategi Menghadapi El Nino



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten perkebunan sawit menyiapkan strategi guna menghadapi fenomena cuaca kering ekstrem alias El Nino.

Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah dalam meminimalisir dampak El-Nino. SGRO tetap berfokus pada program untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit.

Program tersebut yakni  melalui intensifikasi seperti menjaga tingkat penguapan yang ada pada tanaman guna menjaga agar kandungan air yang ada di dalam tanah mencukupi kadar yang dibutuhkan oleh tanaman sawit.


“Di samping itu, SGRO terus fokus dengan melanjutkan program intensifikasi lainnya, seperti water management system, peningkatan infrastruktur dan mekanisasi,” kata Stefanus kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5).

Sementara itu, Corporate Secretary  PT  Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) Iqbal Prastowo mengatakan, CSRA akan mempercepat mekanisasi panen untuk menghadapi El Nino. Manajemen CSRA menilai fenomena El Nino hampir dipastikan akan terjadi di tahun 2023. Namun pihaknya belum bisa memastikan seberapa dampaknya.

Baca Juga: Prospek Emiten Sektor CPO Indonesia yang Diadang Fenomena El Nino

Jika sampai terjadi El Nino tahun 2023 ini, Iqbal mengatakan dampaknya kepada produksi sawit akan terasa di tahun depan bukan di tahun ini. “Namun yang terpenting adalah dengan menjaga cash flow sebaik mungkin sehingga dapat mengantisipasi kondisi yang terjadi,” kata Iqbal.

Sementara untuk menghadapi El Nino, PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) akan melakukan hal teknis untuk konservasi air pada saat hujan, yakni dari parit-parit kecil, tumpukan pelepah di kontur lahan dan mempertahankan lahan dalam keadaan hijau. GZCO juga menghindari kelebihan lahan terbuka tanpa tanaman penutup.

Direktur Gozco Plantations Andrew Michael Vincent  tidak menampik dampak dari iklim, baik kelewat kering maupun kelewat basah selalu menjadi perhatian di dunia perkebunan sawit.

“Tentunya dengan perkiraan fenomena El Nino akan terjadi ‘stres’ yang dihadapi tanaman yang pada enam sampai 12 bulan kemudian akan terjadi penurunan produksi buah, baik jumlah tandan maupun berat tandan,” kata Andrew kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5).

Stefanus mengamini, secara historis, El Nino dapat memberikan dampak positif terhadap harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). “Namun, kembali lagi tergantung seberapa besar tingkat keparahan El Nino-nya,” kata dia.

 
GZCO Chart by TradingView

Di sisi lain, Iqbal menilai harga CPO yang diprediksi akan naik akibat El Nino tentu berpengaruh positif bagi kinerja CSRA. Sebab, selain manajemen biaya yang ketat, harga CPO merupakan faktor utama dalam menjaga performa keuangan CSRA.

Toh, emiten sawit masih optimistis terhadap produksi minyak sawit mentah tahun ini. Dengan mulai beroperasinya pabrik kelapa sawit (PKS) kedua CSRA di Kabupaten Tapanuli Selatan, diharapkan produksi CPO milik CSRA pada akhir 2023 dapat mencapai 46.000 sampai 50.000 ton atau naik sekitar 30%-40% dibanding tahun lalu.

Sementara rencana produksi CPO milik GZCO tahun ini berada di kisaran 50.000 ton atau  naik 5% secara year-on-year (YoY).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari