KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten farmasi menyiapkan berbagai strategi untuk memperkuat penjualan dengan mengeluarkan inovasi ataupun merilis produk-produk baru. PT Phapros Tbk (PEHA), semisal, berencana meluncurkan beberapa produk baru tahun ini untuk mendorong pertumbuhan pendapatan dan labanya. PEHA menargetkan akan merilis lebih dari 5 produk baru sepanjang 2024. Kemudian PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pada tahun ini juga akan mengeluarkan 15 hingga 20 produk baru, termasuk 7 alat kesehatan terbaru dan beberapa obat-obatan generik yang menjadi andalan program BPJS.
Lalu, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) juga akan mengeluarkan minimal 3 produk baru pada tahun ini. Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan, setiap tahunnya SIDO selalu menargetkan minimal merilis 3 produk baru. Selain akan merilis produk baru, SIDO juga berencana membangun pabrik baru untuk menambah kapasitas produksinya. "Kami berencana menambah pabrik baru di Yogyakarta. Pembangunan pabrik tersebut akan selesai dalam rentang 2-3 tahun mendatang," kata Leonard kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Targetkan Pendapatan Naik Hingga 7% di Tahun 2024 Leonard bilang, dalam waktu dekat, SIDO masih fokus pada pengembangan produk dan bisnis herbal, namun tidak menutup kemungkinan segmen bisnis farmasi akan terus mengembangkan produk-produk baru yang lainnya. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan peluncuran produk-produk baru, akan meningkatkan permintaan obat-obatan sehingga pendapatan emiten farmasi di tahun ini akan meningkat dan profitabilitas perusahaan akan ikut naik. "Namun persaingan pada industri kesehatan juga dapat menekan margin keuntungan emiten. Lalu perubahan kebijakan pemerintah terkait industri farmasi juga dapat mempengaruhi kinerja emiten farmasi, dan yang terakhir fklutuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat mempengarui harga bahan baku obat-obatan," kata Vicky kepada Kontan.co.id, Senin (4/3). Ia melihat, kinerja emiten farmasi diprediksi akan didorong sentimen bulan Ramadan. Pada bulan Ramadan biasanya akan terjadi peningkatan konsumsi vitamin dan suplemen untuk menjaga kesehatan tubuh. "Kemudian momentum mudik juga bisa membuat peningkatan permintaan obat-obatan perjalanan seperti obat mabuk perjalanan, flu, dan lain sebagainya," tuturnya.
Baca Juga: Phapros (PEHA) Targetkan Pertumbuhan Kinerja di Atas 10% Tahun Ini Vicky pun merekomendasikan
trading buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.565 per saham,
trading buy saham SIDO dengan target harga Rp 650 per saham. Serta,
wait and see saham PEHA. Sementara Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana secara teknikal merekomendasikan
speculative buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.555 - Rp 1.600 per saham dan
buy on weakness saham SIDO dengan target harga Rp 655 - Rp 700 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat