KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten akan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD ) atau
private placement. Salah satunya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) yang akan melakukan
private placement sebesar 120,14 miliar saham seri A. Sebelumnya PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) juga telah mengumumkan akan melakukan rivate alcement. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (7/5), MDKA berencana menerbitkan sebanyak 2.447.298.366 saham atau maksimal 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor. Begitu juga dengan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (
NCKL) yang akan menerbitkan 6,3 miliar saham baru dalam aksi
private placement. Selanjutnya juga ada PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (
PMMP) yang akan melakukan
private placement senilai Rp 79,06 miliar.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan,
private placement merupakan salah satu opsi pendanaan bagi perusahaan dengan penerbitan saham baru. Ia melanjutkan secara teori pendanaan melalui penerbitan saham merupakan opsi terakhir bagi perusahaan. Perusahaan biasa memprioritaskan pendanaan melalui pinjaman atau utang. "Pertimbangan penerbitan saham biasanya karena pertimbangan kondisi
leverage yang sudah terbatas (utang sudah tinggi), bisa juga karena kondisi bunga sedang tinggi," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Selasa (7/5).
Baca Juga: Hadapi Persaingan Ketat Industri Transportasi Online, Begini Strategi Gojek Menurut ALfred
private placement tentu akan menjadi cara masuknya investor. Ia mengatakan dengan penerbitan saham baru maka jumlah saham yang beredar bertambah, sehingga penambahan
(supply) tersebut akan meningkatkan likuiditas. Afred juga menjelaskan dampak penerbitan saham baru adalah adanya dilusi yang dialami pemegang saham
existing atau lama. Namun menurutnya hal itu tergantung seberapa besar dilusi. Jika dilusinya tidak terlalu besar atau tidak sampai mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pengendalian perusahaan maka tidak besar. "Tapi umumnya keputusan
private placement sebuah perusahaan sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham mayoritas," ujarnya. Sedangkan menurut Alfred bagi pemegang saham ritel, besaran porsi kepemilikan tidak menjadi kekhawatiran. Sehingga efek dilusi tidak berpengaruh terhadap pemegang saham ritel. Dia menjelaskan, melihat menarik atau tidaknya
private placement bagi investor ritel, ada beberapa poin yang diperhatikan, seperti ukuran transaksi. Jika semakin besar maka akan semakin besar pendanaan yang masuk ke perusahaan, tentu akan signifikan terhadap performa perusahaan. "Apalagi jika penggunaan dana
private placement untuk ekspansi," ucapnya. Selain itu, harga juga yang perlu diperhatikan. Jika harga
private placement berada di atas harga saham di pasar maka berpotensi menaikkan harga sahamnya di pasar. Kemudian pembeli atau investor
private placement. Jika institusinya bonafit akan memberikan optimisme bagi pasar terhadap emiten dan bisa menjadi katalis positif bagi harga sahamnya di pasar.
Baca Juga: Butuh Modal Ekspansi, Merdeka Copper Gold (MDKA) akan Menggelar Private Placement Sedangkan Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan
private placement biasanya tidak akan lebih dari 10% saham tercatat. Sehingga hal itu menurutnya tidak akan menimbulkan efek dilusi yang signifikan. Menurut Budi,
private placement dapat menjadi jalan untuk meningkatkan likuiditas bagi emiten yang mulanya memiliki
free float rendah. "Tapi untuk GOTO kan
free float-nya sudah besar," jelas Budi. Budi menambahkan yang terpenting untuk diperhatikan dalam
private placement ini adalah harganya tidak boleh berbeda jauh dari harga saham pasar. "Karena nantinya akan merugikan dan menyakiti para investor publik," ucap dia. Selanjutnya Head Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi berpandangan, dengan tren pergerakan GOTO yang turun sebesar 24,4% secara YtD, jika
private placement memiliki harga yang menarik atau di atas harga pasar akan mendongkrak harga. Karena pasar cenderung akan menilai atau memikirkan kembali keputusan investasinya pasca mengetahui harga yang digunakan saat
private placement. "Jika harga di bawah pasar maka investor akan cenderung menilai harga saat ini di pasar tergolong mahal," ujar Oktavianus.
Baca Juga: Trimegah Bangun Persada (NCKL) Catat Peningkatan Produksi 38% pada Kuartal I-2024 Menurut Oktavianus, adanya penambahan modal dari
private placement akan dapat meningkatkan likuiditas transaksi. Jika harga memang menarik dan atau di atas harga pasar maka akan memberikan meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong meningkatkan harga di pasar.
Oktavianus juga melihat jika dilusi terjadi secara signifikan maka dapat mengurangi kepercayaan investor. Terlebih dia mengatakan jika dengan adanya
private placement sebanyak 120 miliar saham akan mengubah pemegang saham kendali akan dapat memberikan perspektif baru untuk investor. "Beberapa yang masih menarik seperti INCO dan MDKA pasca
private placement, terlihat juga dari
performance harga pasca
private placement yang kembali menguat, seperti INCO naik 12,6% naik dalam tiga bulan terakhir," ucap dia. Dengan begitu, Oktavianus merekomendasikan untuk
hold pada saham INCO dengan target Harga Rp 4.830 dan
buy pada MDKA dengan target harga Rp 3.300. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati