Sejumlah emiten LQ45 mencetak kinerja positif hingga kuartal III-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten dalam indeks LQ45 sudah merilis laporan keuangan hingga kuartal III 2021. Penelusuran Kontan, sejauh ini  ada 17 emiten yang sudah melaporkan kinerja keuangan, mayoritas membukukan pertumbuhan. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mencermati, perbaikan kinerja keuangan emiten hingga sembilan bulan pertama tahun 2021 ini merupakan hal yang wajar.  "Termasuk bagian dari pemulihan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang memang kondisi ekonomi buruk akibat Covid-19," jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Minggu (31/10). 

Ia menambahkan, diterapkannya lockdown di beberapa negara ataupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia membuat aktivitas masyarakat menjadi terhenti, sehingga konsumsi sempat menurun drastis sebelumnya. 


Adapun di antara emiten-emiten yang sudah merilis laporan keuangan, beberapa mencetak pertumbuhan kinerja yang signifikan. Misalnya laba bersih JPFA yang mampu meningkat hingga 486,07% year on year (yoy) menjadi Rp 1,50 triliun. Adapun pendapatan JPFA juga naik 23,11% yoy menjadi Rp 32,80 triliun. 

Selain itu, ada juga PTPP dan PTBA yang mencetak peningkatan laba masing-masing 207,46% yoy dan 175,90%  yoy. Di sisi lain, TPIA juga mampu membalikkan keadaan dari tadinya merugi US$ 19,72 juta menjadi laba US$ 165,40 juta. 

Baca Juga: Masih Jauh dari Level All Time High, Harga Saham-Saham LQ45 Masih Bisa Melejit

Senada, Analis Erdhika Elit Sekuritas Ivan Kasulthan mencermati, kinerja yang melejit itu memang tidak terlepas dari potensi pemulihan ekonomi di tengah pelonggaran PPKM. Mobilitas masyarakat yang meningkat pun turut mengerek konsumsi masyarakat. 

"Emiten poultry maupun emiten pertambangan cukup sensitif terhadap pemulihan ekonomi apalagi kondisi saat ini dari dalam negeri yang sudah mulai terlihat adanya perputaran roda perekonomian yang mulai membaik akibat dari pelonggaran PPKM," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (31/10). 

Bagi emiten JPFA yang memiliki  produk olahan dari industri poultry sebagai bahan penunjang makanan pokok ikut terpengaruh dengan kondisi tersebut. Sementara untuk PTBA, pemulihan ekonomi turut berdampak pada sektor industri di Indonesia, sehingga kebutuhan akan listrik pun meningkat. Ini menjadi pengaruh positif bagi PTBA, mengingat batubara merupakan energi pembangkit listrik dengan biaya paling murah dibanding lainnya. Di tambah lagi, dengan harga komoditas batubara yang meningkat tajam akibat tinggi permintaan global maupun domestik turut menopang penguatan kinerja keuangan PTBA.

Senada, Sukarno mengungkapkan, kenaikan JPFA dipacu peningkatan  volume penjualan disertai kenaikan harga day-old chicks (DOC) ataupun broiler pada saat kuartal I. Akan tetapi, di kuartal III  JPFA cenderung mengalami penurunan karena sempat ada pengetatan PPKM yang menekan permintaannya. Sementara untuk PTBA, kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga komoditas batubara yang signifikan yang mengakibatkan peningkatan average selling price (ASP).

Editor: Handoyo .