KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten memasuki periode
cum date dalam jadwal pembagian dividen pada pekan depan. Berdasarkan data RTI, ada 11 emiten yang bakal menebar dividen. Ada PT Victoria Insurance Tbk (
VINS), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (
TKIM), PT Roda Vivatex Tbk (
RDTX), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (
INKP), PT Surya Pertiwi Tbk (
SPTO) dan PT Champion Pacific Indonesia Tbk (
IGAR). Lalu ada, PT Duta Pertiwi Tbk (
DUTI), PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (
ASDM), PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR), PT Kino Indonesia Tbk (
KINO), dan PT Kobexindo Tractors Tbk (
KOBX).
Baca Juga: Menebak Arah IHSG di Pekan RDG BI Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai saham INKP, KINO, TKIM dan UNVR masih menarik untuk diperhatikan oleh pelaku pasar dan investor. Dia menilai pembagian dividen INKP, TKIM, dan UNVR cukup menarik karena emiten dapat meyakinkan investor bahwa perusahaan sudah mulai pulih serta dapat menjaga
retained investors agar tetap berinvestasi di saham emiten tersebut. “Perlu diwaspadai adanya potensi
throwback setelah pembagian dividen yang disebabkan oleh aksi
profit taking para pelaku pasar. Namun perlu diingat pula bahwa seharusnya penurunan harga ini sifatnya lebih ke koreksi wajar,” kata William saat dihubungi Kontan, Sabtu (18/6). Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menjelaskan biasanya investor akan cenderung mencari emiten yang memiliki
yield dividen lebih dari 5%, meningkatnya minat investor ini dapat memicu penguatan harga saham. “
Yield dividen lebih dari 5% dipandang lebih menarik karena menawarkan
yield yang sudah lebih tinggi daripada deposito, bahkan obligasi pemerintah,” imbuh dia.
Baca Juga: Begini Prediksi Pergerakan IHSG untuk Senin (20/6) Pandhu bilang dari beberapa emiten tersebut, SPTO menjadi salah satu emiten yang cukup menarik untuk divestasi jangka panjang. SPTO menebar dividen Rp 25 dengan
yield sebesar 4,13%. Selain itu, dia menilai secara kinerja operasional SPTO juga sudah sepenuhnya pulih dari pra-pandemi. Adapun pendapatan SPTO mencapai Rp 671,61 miliar di kuartal pertama 2022 lebih tinggi dari Rp 578,91 miliar pada periode yang saham di 2019. “SPTO saat ini diperdagangkan pada valuasi yang juga masih relatif rendah dengan PE sekitar 8 kali. Sehingga misal terjadi koreksi setelah pembagian dividen pun, risiko relatif lebih rendah karena harga saat ini masih cukup murah,” pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati