KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2022 menjadi tahun kebangkitan bagi sejumlah emiten. Cukup banyak emiten yang sukses mencetak pertumbuhan laba bersih yang signifikan. Menilik beberapa emiten yang tergabung dalam LQ45, sebanyak 18 emiten berhasil mencatatkan rekor laba bersih dalam 5 tahun terakhir. Mayoritas datang dari sektor keuangan dengan menghadirkan tujuh emiten. Adapun emiten tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI), PT BFI Finance Indonesia Tbk (
BFIN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BBTN), PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan terbaru PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI).
Selanjutnya disusul sektor komoditas dengan enam emiten. Yakni, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO), PT Bukit Asam Tbk (
PTBA), PT United Tractors Tbk (
UNTR), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG), PT Vale Indonesia Tbk (
INCO), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS). Kemudian ada PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (
EMTK), PT Bank Jago Tbk (
ARTO), dan PT Bukalapak.com Tbk (
BUKA) dari sektor teknologi. Sisanya dari PT Astra International Tbk (
ASII) dan PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF).
Baca Juga: Wall Street Turun di Awal Perdagangan Rabu (17/11), Investor Memantau Isu Geopolitik Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mengatakan, melihat dari prospeknya emiten tersebut mampu melanjutkan pertumbuhan kinerjanya. Sektor perbankan akan ditopang oleh
outstanding kredit dengan akselerasi kenaikan suku bunga. "Demikian juga dana pihak ketiga (DPK) kami perkirakan akan lebih meramaikan perbankan," ujar Desy kepada Kontan.co.id, Rabu (16/11). Sementara untuk emiten komoditas, khususnya batubara juga dinilai masih akan bertumbuh. Hanya saja, pertumbuhannya tidak akan terlalu signifikan seperti tahun ini lantaran tren penurunan harga komoditas yang akan menurunkan rata-rata harga jual atawa
average selling price (ASP). Apalagi, kata Desy, PTBA yang memiliki kontrak jangka panjang dengan PLN sehingga dari sisi kinerja penjualan dan produksi akan cukup stabil. Di sisi lain, untuk konglomerasi Astra seperti UNTR dan ASII dinilai masih akan baik seiring dengan pasar otomotif yang saat ini masih cukup baik. Selain itu, diversifikasi bisnis ke pasar EV hingga energi terbarukan juga masih akan menopang kinerjanya.
Baca Juga: IHSG Ambles 0,30% Hari ini, Cek Rekomendasi Saham dan Arah Pasar untuk Kamis (17/11) Pengaruh ke dividen
Desy mengatakan, pertumbuhan kinerja yang signifikan ini tidak serta merta memicu emiten membagikan dividen yang besar. Menurut dia, hal itu akan bergantung dengan kebijakan perusahaan. "Sebab ketika mencetak laba, perusahaan akan menimbang strategi yang difokuskan emiten, seberapa besar yang akan dialokasikan sebagai modal kerja atau diperuntukkan ekspansi di tahun berikutnya," kata dia. Terlebih, kondisi ekonomi tahun depan penuh ketidakpastian. Mulai dari inflasi, kenaikan suku bunga, hingga tekanan margin imbas kenaikan harga bahan baku, serta
cost of fund yang tinggi dan prediksi resesi global. Sehingga, momentum pertumbuhannya sudah agak terbatas untuk pertumbuhan yang signifikan dengan potensi perlambatan ekonomi global di tahun depan. "Ini juga melihat kasus Covid-19 yang kembali meningkat, daya beli yang cenderung melemah, dan harga komoditas yang menurun," papar dia.
Baca Juga: Net Sell Rp 1,3 Triliun Saat IHSG Turun, BBCA, TLKM, BBRI, BMRI Paling Banyak Dijual Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan, dengan pertumbuhan kinerja yang signifikan tentunya akan membuat investor berekspektasi dividen yang diterima akan naik. Hanya saja, Nafan juga berpandangan bahwa para emiten tentunya juga akan mengantisipasi ketidakpastian ekonomi.
"Karena masih ada sentimen negatif dari perlambatan ekonomi global, potensi stagflasi, maupun faktor geopolitik sehingga emiten memperhatikan faktor tersebut," kata Nafan. Menurut dia, peluang dividen besar ini hanya menjadi pemanis bagi para investor untuk menambah kepemilikan pada saham-saham tersebut. Nafan melihat bahwa saham-saham yang menarik untuk dilirik investor adalah ADRO, PTBA, UNTR, ASII, BMRI, dan BBCA. Sementara Desy merekomendasikan ADRO, PTBA, UNTR, dan BMRI. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati