KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal I-2021 telah berlalu, para emiten optimistis menyambut perbaikan kinerja di kuartal II-2021 ini. Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk Damai Hermawan Wijaya menjelaskan emiten berkode saham
BSDE ini siap untuk terus melakukan pertumbuhan berkelanjutan baik secara organik maupun anorganik. Terutama untuk menggarap proyek-proyek properti unggulan seperti residensial, komersial maupun perkantoran. "Kombinasi antara kas yang solid dan nilai aset yang tinggi akan memberikan ruang kepada BSDE untuk terus melakukan pertumbuhan yang berkelanjutan," jelas Hermawan, Selasa (4/5).
Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan penguatan, simak pergerakan GJTL, WIKA, dan INCO Di kuartal I-2021 kas dan setara kas BSDE tercatat tumbuh 14,36% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 12,48 triliun dari Rp 10,92 triliun. Ditopang oleh penerimaan kas dari pelanggan yang tumbuh 75,1% yoy menjadi Rp 2,71 triliun. Sehingga kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp 1,48 triliun atau tumbuh 981,78%. Posisi aset juga menguat positif pada periode ini, BSDE tercatat mampu meningkatkan aset menjadi Rp 62,96 triliun, tumbuh 3,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 60,86 triliun. Dengan demikian posisi kas dan aset yang solid akan menjamin pengerjaan proyek-proyek properti yang pada tiga bulan pertama 2021, BSDE memiliki persediaan real estat tanah dan bangunan yang siap dijual, dalam proses konstruksi maupun sedang dikembangkan senilai total Rp 11,42 triliun. Sementara itu Direktur PT Vale Indonesia Tbk Bernadus Irmanto juga optimistis menyambut kuartal II-2021 akan membaik sejalan dengan produksi yang diprediksi lebih tinggi. "Kami harapkan membaik karena produksi di kuartal II-2021 diproyeksikan lebih tinggi dibanding kuartal I-2021," jelas Bernadus.
Baca Juga: Siapkan capex sekitar Rp 70 miliar, begini rencana bisnis Berlina (BRNA) di tahun ini Bernadus berharap hingga akhir tahun harga nikel tetap berada di level US$ 16.000 per ton. Adapun pada kuartal I-2021 Sebenarnya harga nikel mengalami penurunan di bulan Maret setelah mengalami kenaikan signifikan di Januari dan Februari karena pasar mengantisipasi
supply gap khususnya untuk
electrice vehicle (EV) industri. "Penurunan harga nikel didorong karena pengumuman Taingshan terkait konversi NPI menjadi Ni matte dan
potentially menjadi Ni sulphate. Tapi kalau kita lihat
demand untuk
stainless juga membaik, sehingga harga tidak terus merosot. Selain itu banyak keraguan terkait proyek konversi di atas dan dampaknya untuk
supply Ni untuk industri
EV battery," jelas dia. Sementara
VP Head of Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk (
SSIA) Erlin Budiman juga memprediksi kinerja akan membaik di kuartal II-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi