KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah produsen batubara merambah bisnis batubara kokas atau coking coal. Selain meningkatnya permintaan dari industri baja, harga jual batubara kokas pun lebih tinggi ketimbang thermal coal. Sementara Harga Batubara Acuan (HBA) pada September tahun ini dipatok US$ 65,79 per metrik ton atau menyusut 9,47% dari HBA Agustus US$ 72,67 per ton. Baca Juga: Harga batubara acuan di bawah US$ 70 per ton, APBI minta harga DMO dicabut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyampaikan selain melanjutkan efisiensi, bagi perusahaan yang memproduksi coking coal juga bisa meningkatkan penjualan batubara kokas sebagai strategi di tengah menurunnya harga batubara. Teranyar, Grup Sinarmas juga menambah kepemilikan saham di perusahaan tambang batubara Australia, Stanmore Coal Limited. Penambahan kepemilikan saham di Stanmore Coal ini dilakukan oleh Golden Investments (Australia) Pte. Ltd., anak usaha Golden Energy Resources Limited (GEAR). Dalam keterbukaan informasi di Singapore Exchange, direksi Golden Energy mengumumkan bahwa Golden Investments pada 19 Agustus lalu telah membeli 6,6 juta saham Stanmore Coal. Sebagai produsen batubara kokas, Stanmore Coal mengoperasikan tambang batuara kokas Isaac Plains di Bowen Basin, Queensland, Australia. Selain itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) sudah lebih awal memproduksi batubara kokas dari tahun lalu. Sepanjang tahun 2018 mereka memproduksi sebesar 808.000 ton coking coal. "Pada tahun ini kita targetkan produksi batubara kokas sebesar 1,4 juta ton," ungkap Sektretaris UNTR Sara K. Loebis, Selasa (10/9).
Sejumlah emiten rambah bisnis batubara kokas
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah produsen batubara merambah bisnis batubara kokas atau coking coal. Selain meningkatnya permintaan dari industri baja, harga jual batubara kokas pun lebih tinggi ketimbang thermal coal. Sementara Harga Batubara Acuan (HBA) pada September tahun ini dipatok US$ 65,79 per metrik ton atau menyusut 9,47% dari HBA Agustus US$ 72,67 per ton. Baca Juga: Harga batubara acuan di bawah US$ 70 per ton, APBI minta harga DMO dicabut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyampaikan selain melanjutkan efisiensi, bagi perusahaan yang memproduksi coking coal juga bisa meningkatkan penjualan batubara kokas sebagai strategi di tengah menurunnya harga batubara. Teranyar, Grup Sinarmas juga menambah kepemilikan saham di perusahaan tambang batubara Australia, Stanmore Coal Limited. Penambahan kepemilikan saham di Stanmore Coal ini dilakukan oleh Golden Investments (Australia) Pte. Ltd., anak usaha Golden Energy Resources Limited (GEAR). Dalam keterbukaan informasi di Singapore Exchange, direksi Golden Energy mengumumkan bahwa Golden Investments pada 19 Agustus lalu telah membeli 6,6 juta saham Stanmore Coal. Sebagai produsen batubara kokas, Stanmore Coal mengoperasikan tambang batuara kokas Isaac Plains di Bowen Basin, Queensland, Australia. Selain itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) sudah lebih awal memproduksi batubara kokas dari tahun lalu. Sepanjang tahun 2018 mereka memproduksi sebesar 808.000 ton coking coal. "Pada tahun ini kita targetkan produksi batubara kokas sebesar 1,4 juta ton," ungkap Sektretaris UNTR Sara K. Loebis, Selasa (10/9).