KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada 2025, mulai dari ekspansi, akuisisi, hingga penerbitan surat utang.
PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (
SRAJ) misalnya, berencana menerbitkan surat utang dengan nilai pokok sebesar US$ 125 juta. Rencana ini bakal meminta restu para pemegang saham dalam agenda RUPSLB pada Senin 3 Februari 2025 mendatang.
Sementara itu, PT Siloam International Hospitals Tbk (
SILO) juga berencana memperluas portofolio aset rumah sakitnya.
Langkah ini dilakukan melalui penandatanganan
Letter of Intent (LOI) yang bersifat tidak mengikat pada 13 Januari 2025 dengan First REIT Management Limited.
Baca Juga: Simak Prospek ADRO di Tengah Rencana Aksi Korporasi dan Rekomendasi Analis PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA) akan membuka dua rumah sakit baru yang berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Tak ketinggalan, PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) merencanakan pembukaan dua rumah sakit baru di Bali dan Salatiga, serta berencana mengakuisisi setidaknya satu rumah sakit di tahun 2025.
Prospek Emiten Rumah Sakit di 2025 Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menilai aksi korporasi berupa ekspansi yang dilakukan emiten rumah sakit berpotensi memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan.
Apalagi, pemerintah saat ini tengah fokus pada peningkatan fasilitas kesehatan serta alokasi anggaran yang lebih besar untuk mendukung program kesehatan gratis. "Perbaikan kinerja akan berdampak positif bagi harga sahamnya," kata Azis kepada Kontan, Senin (20/1).
Baca Juga: Prospek Adaro Energy (ADRO) di Tengah Rencana Aksi Korporasi dan Rekomendasi Analis Akan tetapi, Azis melihat bahwa pelaku pasar akan mencermati sejauh mana ekspansi tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Senada,
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany menyampaikan berbagai aksi korporasi yang dilakukan emiten-emiten rumah sakit berpotensi menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan.
Ekspansi ini diperkirakan dapat menjadi penggerak pendapatan atau
revenue driver serta mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan secara positif.
Di samping itu, Indri melihat secara umum, sektor IDX Health saat ini berada di posisi terbawah sebagai sektor dengan kinerja paling
underperform, mencatat penurunan sebesar -5,36% secara
year-to-date (YTD).
Sebagian besar bobot saham dalam indeks IDX Health mengalami penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2025.
Baca Juga: Gencar Tambah Rumah Sakit Baru, Begini Rekomendasi Emiten Rumah Sakit "Namun di antara saham-saham emiten rumah sakit, MIKA menjadi salah satu yang masih menarik untuk dicermati," ucap Indri kepada Kontan, Senin (20/1).
Dari sisi fundamental, MIKA memiliki proyeksi pertumbuhan laba bersih yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
Secara teknikal MIKA berpotensi mengalami
technical rebound dan membentuk pola
double bottom jika mampu
breakout dari level Rp 2.620. Posisi MIKA saat ini berada dekat area
support, menandakan risiko rendah untuk saham ini.
Adapun
Stochastic oscillator menunjukkan pola
golden cross pada level 20, memberikan peluang bagi MIKA untuk bergerak lebih tinggi.
Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman menambahkan aksi korporasi yang dilakukan oleh SRAJ merupakan bagian dari strategi ekspansi perusahaan untuk mengejar pertumbuhan yang lebih tinggi di masa depan.
Dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk pembangunan gedung serta pengadaan tambahan peralatan medis di sejumlah lokasi milik perusahaan.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Gencar Divestasi Anak Usaha, Cek Rekomendasi Analis "Dengan ekspansi yang dilakukan saat ini, SRAJ dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi di sektor kesehatan terutama rumah sakit," jelas Fath kepada Kontan, Senin (20/1).
Namun, yang perlu dicermati ialah skema struktur pembiayaan dari aksi korporasi tersebut, karena hal ini dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan, terutama laba dalam beberapa waktu mendatang.
Rekomendasi Saham Indri merekomendasikan untuk
buy on breakout saham MIKA dengan
entry di level Rp 2.390,
take profit Rp 2.620 dan
stop loss di harga RP 2.290.
Sementara itu, Kiwoom Sekuritas lebih memilih HEAL, MIKA, dan SILO sebagai pilihan utama, mengingat pertumbuhan kinerjanya yang solid.
Baca Juga: Emiten Rumah Sakit Makin Bugar, Simak Rekomendasi Sahamnya Azis merekomendasikan untuk
trading buy saham MIKA dan SILO di target harga masing-masing Rp 2.810 dan Rp 2.240.
Azis menjelaskan untuk saham HEAL, target beli ada di level Rp 1.690. Namun, disarankan untuk
wait and see terlebih dahulu karena saham ini masih berada dalam tren penurunan jangka pendek. Pembelian bisa dilakukan jika terjadi teknikal rebound.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli