KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan sejumlah emiten perkebunan dan pengolahan sawit membaik pada kuartal III-2020. Sebut saja PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (
LSIP), PT Eagle High Plantations Tbk (
BWPT), dan PT Sampoerna Agro Tbk (
SGRO) yang angka pertumbuhan negatifnya mengecil dibanding kuartal II-2020. Sebagai contoh, pendapatan AALI pada kuartal III-2020 hanya turun 1%
quarter on quarter (qoq) menjadi Rp 4,24 triliun. Padahal, pada kuartal II-2020, pendapatan AALI merosot 10,7% qoq, dari Rp 4,8 triliun menjadi Rp 4,28 triliun. Kemudian, ada juga emiten yang berhasil membukukan pertumbuhan positif meski sebelumnya sempat tumbuh minus. Dua diantaranya adalah PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (
SSMS) dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (
ANJT).
Baca Juga: Harga CPO masih berpeluang menguat, simak faktor pendorongnya Sebagai gambaran, pada kuartal III-2020, pendapatan SSMS meningkat 13,8% qoq menjadi Rp 968,86 miliar. Ini berkebalikan dengan pendapatan pada kuartal II-2020 yang terkoreksi 7,3% qoq, dari Rp 918,39 miliar menjadi Rp 851,6 miliar. Meskipun begitu, ada juga emiten yang pendapatannya justru tumbuh negatif pada kuartal III-2020, misalnya PT Salim Ivomas Pratama Tbk (
SIMP) yang turun 3,3% qoq dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (
TBLA) minus 18,6% qoq. Padahal, pada kuartal II-2020, pendapatan keduanya masih tumbuh positif masing-masing 7,2% dan 5,7% qoq. Analis Philip Sekuritas Michael Filbery mengatakan, pola kinerja kuartal II-2020 dan kuartal III-2020 emiten-emiten tersebut berbeda karena kinerja produksi
crude palm oil (CPO) masing-masing emiten juga berbeda. Sebagai contoh, pendapatan AALI pada kuartal II-2020 turun
double digit, sebab volume produksi dan penjualan CPO-nya terkoreksi relatif dalam, masing-masing sebesar 15,2%
year on year (yoy) dan 13,9% yoy. Akan tetapi, penurunan produksi dan volume penjualan tersebut masih bisa diimbangi dengan kenaikan harga jual rata-rata CPO AALI di kuartal II-2020 yang sebesar 25,9% menjadi Rp 8.110/kg.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) siapkan capex Rp 7,75 triliun di 2021 Kemudian, pada kuartal III-2020, AALI kembali mencatatkan penurunan volume produksi maupun volume penjualan CPO yang lebih dalam, yakni 17,4% yoy dan 14,4% yoy. Meskipun begitu, lagi-lagi, penurunan produksi dan volume penjualan ini juga masih dapat diimbangi dengan harga jual rata-rata CPO AALI yang naik sebesar 27,1% yoy. Dengan begitu, penurunan volume penjualan akibat adanya penurunan produksi di kuartal III-2020 masih bisa diminimalisir dengan peningkatan
average selling price (ASP). "Mengingat, emiten perkebunan sawit berskala besar umumnya sudah mencapai skala ekonomis sehingga mampu memonetisasi kenaikan harga pasar CPO terhadap harga jual produk CPO mereka," tutur Michael saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (1/12). Sementara itu, pendapatan SSMS pada kuartal III-2020 dapat tumbuh positif karena produksi CPO SSMS hanya turun minim, yakni -0,3% yoy sepanjang sembilan bulan pertama 2020. Ditambah lagi, harga jual rata-rata CPO SSMS meningkat sebesar 23,6% yoy ke level Rp 7.784/kg pada kuartal III-2020.
Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) siapkan capex Rp 2 triliun tahun depan, semua untuk proyek baru "Rerata umur tanaman yang relatif muda, yakni sekitar 11 tahun menyebabkan kinerja produksi SSMS lebih baik ketimbang beberapa kompetitor lainnya. Hal ini dapat dilihat dari penurunan produksi yang sangat kecil dibandingkan pesaingnya," ucap Michael. Di sisi lain, pendapatan SIMP menurun di kuartal III-2020 seiring dengan penurunan produksi CPO sebesar 4% menjadi 170 ribu metric ton (MT). Terlebih lagi, penjualan segmen Edible oil & Fats (EOF) pada sembilan bulan pertama 2020 juga hanya naik 6% yoy, lebih rendah dibandingkan periode enam bulan pertama yang naik 7% yoy. Alhasil, kondisi ini menyebabkan penurunan pendapatan SIMP karena segmen EOF merupakan kontributor terbesar pada pendapatan SIMP Realisasi tersebut berkebalikan dengan pencapaian pada kuartal II-2020. Sepanjang April-Juni 2020, pendapatan SIMP tumbuh seiring adanya kenaikan produksi CPO sebesar 2,3% menjadi 177 ribu MT. Ditambah lagi, ASP SIMP pada periode tersebut meningkat 22% yoy menjadi Rp 7.967/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi