Sejumlah Emiten Tidak Bagikan Dividen, Intip Prospek dan Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki Bulan Juni, musim pembagian dividen masih berlanjut. Tetapi beberapa emiten mengumumkan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2022. Alasan emiten beragam, mulai dari strategi menjaga kas hingga menderita rugi. 

Sejumlah emiten memutuskan tidak membagikan dividennya kepada investor, antara lain, Venteny (VTNY), Supra Boga Lestari (RANC), Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI), Bentoel Internasional Investama (RMBA) dan Bumi Serpong Damai (BSDE).

Selanjutnya, Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST), Bersama Zatta Jaya (ZATA), Nusantara Infrastructure (META), Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dan GTS International (GTSI).


Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mengatakan, keputusan untuk tidak membagikan dividen yang diambil oleh sejumlah emiten merupakan langkah yang wajar karena masih berkutat pada masalah rugi seperti RANC. 

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Lagi Besok, Kamis (8/6)

Namun, Raphon menambahkan yang harusnya menjadi perhatian adalah emiten yang membukukan laba bersih tetapi tidak membagikan dividen.

"Perusahaan seperti ini yang perlu menjadi perhatian karena dua hal bisa jadi laba mereka hanya sebatas pengakuan akuntansi bukan real dari bisnis inti dan profil pemegang saham pengendali cenderung pelit terhadap pemegang saham lain," tutur dia kepada Kontan.co.id, Rabu, (7/6).

Raphon mengatakan tidak ada sanksi yang diberikan oleh bursa ke emiten yang tidak bagi dividen. Namun pasar saham telah memberikan punishment jangka panjang bagi saham-saham yang rutin tidak bagi dividen walau cetak laba bersih. 

Selain itu, dia belum melihat prospek yang menarik pada saham-saham emiten yang tidak membagikan dividen tersebut lantaran valuasi mereka cenderung murah karena investor institusi besar tidak tertarik membeli saham tersebut.

"Untuk jangka panjang pergerakan sahamnya cenderung tidak stabil. Paling ada pergerakan sesaat turun dan naik tetapi dalam jangka panjang potensinya sulit untuk stabil," kata Raphon.

Raphon menyarankan sebaiknya investor meminimalkan risiko dengan menghindari saham-saham tersebut dan fokus kepada saham lainnya yang lebih stabil dan membagikan dividen.

Baca Juga: BUMN Karya Terseok-seok, Menakar Kinerja Emiten Konstruksi Swasta pada Tahun 2023

Sementara, Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan pembagian dividen memang menjadi kebijakan perusahaan yang melantai di bursa efek, tetapi memang bukan kewajiban. 

Di sisi lain, Jono mengatakan apabila emiten tidak membagikan dividen tentu didorong faktor seperti kinerja perusahaan dan kebutuhan modal kerja ke depannya, sehingga bursa tidak memberikan sanksi kepada emiten tersebut.

Jono melihat prospek saham-saham yang tidak membagikan dividen balik ke kinerja dan sektor emiten tersebut dan sebaiknya investor tetap memperhatikan prospek bisnis dan, tidak hanya melihat dari sisi dividen saja.

"Banyak yang tidak membagikan dividen mungkin harus melihat lagi industrinya seperti apa karena dalam RUPST biasanya emiten menyebutkan alasan jika tidak membagikan dividen," tuturnya.

Namun, Jono mencontohkan seperti sektor properti yaitu BSDE yang tidak membagikan dividen karena kebutuhan ekspansi, tetapi kinerja BSDE bagus dan terus bertumbuh. Sementara untuk RANC masih mencatatkan rugi bersih sehingga masih harus melihat kinerja ke depannya.

Jono merekomendasikan beli untuk saham BSDE dengan target harga Rp 1.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati