Sejumlah Faktor Ini Dapat Mendorong Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah faktor diperkirakan akan mendorong kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2023 sehingga mampu mencapai target yang direncanakan pemerintah sebesar 7,4 juta kunjungan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menyebut berkurangnya efek pandemi Covid-19 dan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dicabut pemerintah sejak tahun lalu dapat mengerek pertumbuhan kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun ini.

Dia juga berpendapat tempat wisata populer di Indonesia, seperti Bali, tentu akan menjadi magnet khusus bagi wisman.


Baca Juga: Jumlah Kunjungan Wisman Naik pada Akhir Tahun Lalu, Ini Pendorongnya

Selain itu, dikeluarkannya sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada penyelenggara jasa hotel diperkirakan juga akan mendorong kunjungan wisman pada 2023.

"Sebab, sertifikasi itu memastikan bahwa penyelenggara jasa hotel telah memenuhi standar kesehatan dan protokol yang dibutuhkan ketika pandemi Covid-19 sehingga bisa menjadi semacam keyakinan bagi wisman untuk berkunjung ke Indonesia," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID, Jumat (3/2).

Namun, Yusuf mengatakan ada sejumlah hal yang harus diantisipasi pemerintah agar target pada 2022 bisa tercapai.

Dia berpendapat nilai tukar rupiah yang cenderung bergerak fluktuatif akan menjadi tantangan bagi pemerintah. Hal itu akan memengaruhi keputusan wisman untuk berkunjung.

Baca Juga: Kunjungan Wisatawan Mancanegara Capai 5,47 Juta pada 2022, Lampaui Target Pemerintah

"Artinya, ketika rupiah bergerak fluktuatif dan kecenderungannya menguat akan membuat ongkos wisman untuk berkunjung menjadi lebih mahal," kata dia.

Oleh karena itu, diperlukan faktor pendorong lain di luar biaya, seperti atraksi dari 10 destinasi wisata baru, sehingga wisman tetap tertarik berkunjung ke Indonesia.

Yusuf juga menilai kondisi tempat wisata juga perlu diperhatikan. Menurut dia, tempat wisata yang punya kecenderungan infrastruktur yang sudah jelek baik di perkotaan atau daerah perlu direvitalisasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli