Sejumlah Hal Ini Jadi Pertimbangan BI Sebelum Turunkan Suku Bunga Acuan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps) sejak Agustus 2022, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan dari awal tahun 2023 hingga kini. 

Saat ditanya kemungkinan penurunan suku bunga acuan pada tahun ini, Gubernur BI Perry Warjiyo belum bisa mengungkapkan pada publik. 

"Kami harus memantau pergerakan yang terjadi. Melakukan pantauan, asesmen, setiap bulan dan bulan berikutnya untuk menentukan keputusan," tutur Perry saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Kamis (25/5). 


Baca Juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%

Perry pun menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang menjadi pertimbangan BI terkait arah suku bunga kebijakan ke depan. 

Pertama, tingkat inflasi inti dan inflasi indeks harga konsumen (IHK). Inflasi inti pada saat ini berada di kisaran 2,83% yoy atau dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy. 

Namun, inflasi IHK masih di atas batas atas kisaran sasaran tersebut, yaitu bergerak di level 4,33% yoy. 

BI masih terus berupaya untuk tetap menjaga inflasi inti di kisaran sasaran hingga akhir tahun ini dan membawa inflasi IHK kembali ke kisaran sasaran. 

Kedua, kinerja pertumbuhan ekonomi. Perry yakin, pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada tahun 2023 akan berada pada kisaran 4,5% yoy hingga 5,3% yoy. 

Baca Juga: BI Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Jadi 2,7%

Namun, Perry bilang masih ada pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu investasi khususnya investasi bangunan. 

Ketiga, kondisi pasar keuangan global. Terlebih, ketidakpastian pasar keuangan berlanjut. Terkait dengan belum ada ujung dari diskusi debt ceiling di Amerika Serikat (AS). 

Sembari menanti hilal yang tepat terkait penurunan suku bunga, Perry bilang saat ini fokus BI adalah memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi. 

"Fokusnya adalah memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah, agar inflasi impor tetap rendah dan rambatan ketidakpastian pasar keuangan bisa dimitigasi. Ini fokus kami," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli