KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari lalu Institute for Essential Service Reform (IESR) melaporkan bahwa tambahan kapasitas Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia hanya 385 MW di tahun ini. Padahal, di 2025 nanti pemerintah memiliki target kapasitas EBT mencapai 45 GW. Sekretaris Jenderal Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Arya Rezavidi sepakat dengan hasil temuan fakta dari IESR. Menurutnya, EBT masih akan sulit untuk berkembang jika dijalankan berdasarkan kebijakan atau regulasi yang ada sekarang. Target bauran EBT sebanyak 23% dari pemerintah pada 2025 nanti juga belum tentu tercapai. Baca Juga: Pemerintah Gandeng Denmark untuk kembangkan EBT di 4 Provinsi
Sejumlah kalangan kritisi rendahnya pertumbuhan kapasitas EBT di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari lalu Institute for Essential Service Reform (IESR) melaporkan bahwa tambahan kapasitas Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia hanya 385 MW di tahun ini. Padahal, di 2025 nanti pemerintah memiliki target kapasitas EBT mencapai 45 GW. Sekretaris Jenderal Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Arya Rezavidi sepakat dengan hasil temuan fakta dari IESR. Menurutnya, EBT masih akan sulit untuk berkembang jika dijalankan berdasarkan kebijakan atau regulasi yang ada sekarang. Target bauran EBT sebanyak 23% dari pemerintah pada 2025 nanti juga belum tentu tercapai. Baca Juga: Pemerintah Gandeng Denmark untuk kembangkan EBT di 4 Provinsi