Sejumlah maskapai sebut pelemahan rupiah bebani operasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah belakangan ini, bahkan hampir menyentuh Rp 14.000 per dollar pada Senin (23/4). Per Jumat (27/4), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 13.893 per dollar AS.

Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Group Agus Seodjono mengakui, pelemahan mata uang Garuda berdampak pada biaya operasional pesawat. “Sebagian besar pengeluaran menggunakan dollar AS, sedangkan pendapatan yang diperoleh dalam rupiah,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/4).

Meski rupiah tertekan, namun terkait penetapan harga tiket, Sriwijaya Air menyebut tidak bisa sembarang menaikkan harga. "Kami tetap berlakukan harga sesuai yang ditetapkan Kementerian Perhubungan," imbuh Agus.


Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menyebut, kenaikan batas tarif tiket bisa saja dilakukan jika rupiah masih terus melemah. “Kita tunggu saja,” katanya, Rabu lalu (25/4).

Pelaku usaha lain, Group CEO Indonesia AirAsia Dendy Kurniawan menyebut, 100% komponen pesawat berasal dari luar negeri dan transaksinya menggunakan dollar AS.

AirAsia sedikit beruntung karena transaksi dengan mata uang asing cukup banyak karena lebih banyak melayani penerbangan internasional. “Tapi tidak bagi penerbangan internasional dari Indonesia ya,” ujarnya.

Dendy mengakui, kondisi ini memang menjadi tantangan. Sebab, jika pihaknya menaikkan harga tiket, imbasnya bisa langsung terasa pada penurunan permintaan tiket Air Asia. Kalaupun kenaikan tiket perlu dilakukan, Dendy bilang, pihaknya akan menaikkan harga tiket secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini