KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah membuka penawaran untuk Sukuk Ritel seri SR021 sejak 23 Agustus 2024. Sejumlah mitra distribusi (Midas) memperkirakan produk ini akan laris di pasaran sebab kupon SR021 akan menjadi yang tertinggi terakhir di tahun ini. Chief Operating Officer (COO) Bareksa, Ni Putu Kurniasari menjelaskan pembelian SR021 menguntungkan karena suku bunga saat ini tinggi, dan kupon S021 bersifat tetap atau
fixed rate. Sehingga memungkinkan investor mengunci imbal hasil tinggi. Seperti diketahui, The Fed akan menurunkan suku bunga acuan dan hal itu akan membuka peluang BI rate untuk turun juga. Dengan demikian ke depannya, setidaknya sampai akhir tahun tidak ada lagi instrumen SBN Ritel dengan kupon tinggi karena suku bunga BI bakal dipangkas pada akhir November.
"Permintaan baik karena imbal hasilnya relatif tinggi. Karena BI mau turunkan suku bunga. Jadinya membuat SR ini menarik," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (28/8). Dengan demikian Putu optimistis Bareksa mampu menghimpun penjualan tinggi, ia pun menargetkan nominal penjualan naik 20% dari penjualan SR020.
Baca Juga: BNI Bidik Penjualan SR021 Lebih dari Rp 1 Triliun. PT Bank Negara Indonesia (BNI) juga optimistis mampu mendulang penjualan yang tinggi dari produk obligasi pemerintah ini. GM Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan bahwa selain faktor suku bunga, tingkat pajak SR021 yang sebesar 10%, di mana lebih rendah dibandingkan pajak instrumen sejenis seperti deposito yang berada di kisaran 20% membuat SR021 menjadi instrumen yang menarik untuk diinvestasikan. Ditambah lagi data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid membuat pasar obligasi menarik. Dengan demikian Henny yakin BNI mampu menjual sebanyak lebih dari Rp 1 triliun pada akhir penawaran SR021. Adapun setelah empat hari penawaran dibuka, total penjualan dari kedua seri SR021 mencapai Rp136,3 miliar. "Sampai 27 Agustus 2024, penjualan SR021 dengan tenor 3 tahun mencapai 342 SID dengan total Rp 92 miliar. Kemudian untuk SR021 tenor 5 tahun mencapai 110 SID, dengan nilai yang dihimpun sebesar Rp 44,3 miliar," kata Henny Eugenia kepada Kontan.co.id, Rabu (28/8).
Baca Juga: Investasi Minimal Rp 1 Juta, Kupon Sukuk Ritel SR 021 Jauh Di Atas Bunga Deposito Tidak jauh berbeda, Communication Lead Bibit, William juga yakin penjualan SR021 akan laris di pasaran. Menurut William suku bunga saat ini sudah berada di puncak sehingga menjadi momen yang tepat untuk mendapatkan imbal hasil tinggi selama 3 dan 5 tahun ke depan, sebelum suku bunga diprediksi turun di akhir September 2024. "Karena ketika nanti suku bunga turun maka harga jual Obligasi FR juga berpotensi naik sehingga investor bisa dapat potensi
capital gain," kata William kepada Kontan.co.id, Rabu (28/8). William tidak mematok secara spesifik mematok jumlah investor dan besaran investasinya. Tetapi dia yakin penjualan SR021 akan melebihi hasil penjualan sebelumnya.
Baca Juga: Penjualan SR021 Mencapai Rp 1,97 Triliun Dalam 3 Hari Penawaran Untuk diketahui, proses penawaran ini akan berlangsung mulai 23 Agustus-18 September 2024. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menetapkan besaran kupon untuk SR021T3 sebesar 6,35% dan seri SR021T5 sebesar 6,45% per tahun. Adapun minimal pesanan SR021 sebesar Rp 1 juta dan kelipatannya. Pesanan maksimal SR021T3 senilai Rp 5 miliar dan SR021T5 senilai Rp 10 miliar. Jatuh tempo SR021T3 pada 10 September 2027 dan SR021T5 pada 10 September 2029, dengan tanggal pembayaran pertama imbalan pada 10 November 2024
(long coupon). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati