Sejumlah multifinance atur strategi dorong kinerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan menunjukan perlambatan hingga tujuh bulan pertama tahun ini. Meski begitu, sejumlah multifinance masih optimis bisa mencetak angka pertumbuhan yang sesuai dengan ekspektasi.

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) misalnya. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo bilang di tahun ini masih ada sejumlah potensi yang bisa dioptimalkan perusahaannya untuk menggenjot pembiayaan. Termasuk pembiayaan di daerah.

Beberapa daerah disebutnya menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan. Tren positif pada pergerakan harga komoditas disebutnya menjadi pendorong hal tersebut. Misalnya untuk pembiayaan alat berat oleh sejumlah nasabah korporasi.


Selain dari pasar korporasi, permintaan dari pasar ritel di daerah juga ikut menggeliat. Makanya untuk memaksimalkan tren ini, MTF berencana membuka cabang baru di Medan dan Pekan Baru di paruh kedua tahun ini.

Cara lain yang disiapkan MTF untuk mendorong pembiayaan di sisa tahun ini adalah menggenjot bisnis pembiayaan kendaraan di segmen fleet.

Tak hanya itu, Harjanto menyebut tren pembiayaan multiguna di perusahaannya pun tumbuh positif di tahun ini. Oleh karena itu, segmen ini bakal makin didorong demi memenuhi target pembiayaan.

"Pembiayaan multiguna terus tumbuh hingga saat ini rata-rata penyalurannya mencapai Rp 70 miliar per bulan," kata dia, Kamis (20/9).

Sepanjang 2018 ini sendiri, MTF memasang target pembiayaan sebesar Rp 24 tirliun. Sementara sampai bulan Juli, realisasi mencapai Rp 16,4 triliun.

Sementara itu, Direktur PT BFI Finance Indonesia Sudjono bilang segmen pembiayaan mobil bekas masih bakal jadi andalan dalam menyalurkan kredit. Maklum, kontribusi dari segmen ini mencapai hampir 70% dari total portofolio kredit.

Namun untuk makin mendorong kinerja, pihaknya akan mengoptimalkan potensi pasar yang sedang tumbuh belakangan ini. Misalnya saja dari segmen pembiayaan alat berat yang terdorong tren harga komoditas.

Penambahan jaringan pun jadi strategi lain yang disiapkan, termasuk di daerah. Pasalnya hingga kinerja booking di beberapa wilayah seperti Sumatera dan Kalimantan menunjukan kenaikan yang lebih tinggi ketimbang pertumbuhan secara nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti