Sejumlah Multifinance Catat Peningkatan Penyaluran Ke Sektor UMKM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance mencatatkan peningkatan penyaluran ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

PT Mandiri Utama Finance (MUF) misalnya, membukukan hingga Oktober 2023 perusahaan telah menyalurkan pembiayaan ke UMKM sebesar Rp 10,1 triliun meningkat 18% Year to date (Ytd) Oktober 2023.

“Lebih dari 90% pembiayaan ke UMKM tersebut disalurkan ke segmen mikro. Hal ini sesuai dengan fokus MUF di sektor pembiayaan retail kendaraan bermotor,” ujar Direktur Utama MUF, Stanley S. Atmadja kepada KONTAN, Jumat (17/11).


Stanyel menjelaskan, dari sisi kredit macet atau non performing financing (NPF) perusahaan per Oktober 2023 berada di level 1,63%. Artinya, ini masih di bawah ambang batas aman yang berada di level 5%.

“Per Oktober 2023 terdapat 1,63% dari total portofolio tersebut dalam posisi menunggak lebih dari 90 hari,” jelasnya.

Stanley menambahkan, di tahun ini maupun tahun depan pihaknya tidak memiliki target spesifik untuk pembiayaan UMKM.

PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat aset sebesar Rp 7,82 triliun meningkat 28% year on year (YoY) sampai dengan akhir Oktober 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,09 triliun.

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Multifinance Pasang Target Pendanaan untuk Tahun Depan

“Di dalamnya terdapat aset pembiayaan UMKM atau modal kerja, yang tercatat sebesar Rp 1,40 triliun hingga Oktober 2023 atau tumbuh 34% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,04 triliun,” kata Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman.

Ristiawan mengungkapkan, rata-rata penyaluran ke UMKM CNAF digunakan untuk kegiatan usaha dalam artian pembiayaan produktif. Menurutnya, seiring dengan meningkatnya ekonomi maka kebutuhan modal kerja diproyeksikan juga bakal naik.

“Kebutuhan akan modal kerja akan turut meningkat dan ini akan menjadi pangsa pasar untuk pembiayaan modal kerja di CNAF,” ungkapnya.

Dia bilang, di tahun 2024 pihaknya optimis pembiayaan UMKM ini bisa mencapai Rp 1,74 triliun tumbuh 38% yoy dibandingkan target tahun 2023 yang senilai Rp 1,25 triliun.

“CNAF terus menerapkan berbagai strategi, salah satunya untuk mendongkrak pembiayaan UMKM di tahun depan dengan memberikan suku bunga yang bersaing dengan market melalui berbagai macam kanal penjualan (sales channel) yang dimiliki,” tandasnya.

Sementara itu, Finatra salah satu brand service PT Federal International Finance (FIFGroup) yang fokus membiayai UMKM mencatat telah menyalurkan sebesar Rp 913 miliar hingga September 2023.

Microfinancing Partnership and Marketing Development Head FIFGROUP, Riezky Candra Novariz menyatakan penyaluran tersebut telah mencapai 76% dari target akhir tahun yang mencapai Rp 1,2 triliun.

“Secara portofolio dari awal kami berdiri sudah 18 bulan total kami sudah membantu 14.000 UMKM untuk mendapat akses permodalan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/11).

Riezky menyebutkan, penyaluran pembiayaan tersebut didominasi sektor pedagang eceran (groceries) dan sektor makanan-minuman (food and beverages/F&B) dengan porsi masing-masing sekitar 50% dan 40%.

“F&B menjadi majority customer kami selain itu ada groceries seperti toko kelontong, pedagang grosir dan juga land transportation, tekstil dan autoparts,” jelasnya.

Baca Juga: Bidik Pendanaan Rp 5,25 Triliun pada 2024, Ini yang Dilakukan BNI Multifinance

Riezky mengungkapkan, plafon pinjaman yang diberikan Finatra kepada UMKM berada di angka Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. Adapun bunga yang diberikan flat mulai dari 13% sampai 16% per tahun.

“Bunga kami variatif, tergantung dari lama pinjaman dan besaran pinjaman. Range bunga kami flat di angka 13% sampai 16% per tahun. Artinya, sekitar 1,2% sampai 1,4% per bulan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Riezky menambahkan, di tahun depan Finatra menargetkan penyaluran pembiayaan sekitar Rp 4 triliun. Artinya, ini empat kali lipat dari target tahun 2023, tentu diperlukan strategi yang apik untuk menggapainya.

“Target penyaluran tahun depan kita sekitar Rp 4 triliun. Strategi kita banyak, pertama partnership jadi kita bersama entitas-entitas yang mungkin dia punya customer segmen market kita, kita bisa berkolaborasi,” terangnya.

Strategi lainnya, lanjut dia, membuat campaign untuk branding ke calon customer. Menurutnya, branding yang paling efektif itu dari mulut ke mulut (work of mouth) lewat komunitas UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari