KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau
multifinance dalam negeri masih andalkan pendanaan dari pinjaman sindikasi asing alias
offshore di tahun 2019 ini. Misalnya, Adira Finance yang telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi sebesar US$ 350 juta beberapa waktu lalu. Adapun bank yang berpartisipasi berasal dari Taiwan, Singapua, dan Jepang. Dalam proses penerbitan pinjaman sindikasi ini, Adira Finance menunjuk BNP Paribas, DBS Bank Ltd., Malayan Banking Berhad Singapore Branch, MUFG Bank Ltd, dan United Overseas Bank Limited sebagai
mandated lead arrangers dan
bookrunners. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan untuk pendanaan
offshore tahun ini sudah melebihi target yaitu sebesar US$ 300 juta. "Posisi pinjaman per Mei 2019 sebesar Rp 23,3 triliun. Dari jumlah ini, hanya Rp 6,6 triliun adalah pinjaman
offshore atau porsinya sekitar 28%. Pinjaman dari bank lokal Rp 5,6 triliun, dari penerbitan obligasi dan sukuk sebesar Rp 11,1 triliun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6). Fasilitas ini sendiri nantinya akan dipergunakan untuk mendukung bisnis pembiayaan perseroan dan akan digunakan untuk membantu pencapaian pertumbuhan pembiayaan sebesar 5%-10% di tahun 2019. Sementara itu, pemain lainnya yaitu Buana Finance membutuhkan pendanaan sebesar Rp 3,2 triliun tahun ini. Dari jumlah itu, Buana Finance mengincar pendanaan dari luar negeri sebesar Rp 2,6 triliun.
Corporate Secretary Buana Finance Ted Suyani menyatakan pihaknya saat ini tengah menjajaki pendanaan
offshore yang diharapkan bisa mencapai di sekitar Rp 1,2 triliun. Sedangkan Buana Finance sebelumnya telah memperoleh pendanaan dari sindikasi perbankan yaitu Bank BCA senilai Rp 1 triliun dan Rp 100 miliar dari Bank QNB Indonesia. Sehingga, masih ada kekurangan kurang lebih sebesar Rp 1,6 triliun lagi yang harus didapatkan Buana Finance. "Kebutuhan sampai akhir tahun kita sudah ada beberapa cadangan sindikasi
lead by bank BCA, Danamon, Standchart, OCBC dan QNB, saat ini posisi pinjaman masih di dominasi dalam negeri," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).
Di kuartal IV, Buana Finance juga akan menerbitkan obligasi sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar. Namun, penerbitan obligasi tersebut akan melihat kondisi pasar. Di sisi lain BCA Finance belum menjaring pendanaan
offshore. Namun, Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi dengan melihat kondisi pasar. "Kalau bunganya menarik, bisa saja. Sejauh ini belum ada. kami baru dapat dari bank lokal dan ada bank asing yang beroperasi di Indonesia," katanya. Saat ini BCA Finance sedang fokus dengan penerbitan obligasi yang direncanakan di bulan Oktober nanti. Plafon obligasi BCA Finance di Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II sebesar Rp 10 triliun, dan penerbitan pertama sebesar Rp 1,5 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi