Sejumlah Negara Hadapi Musim Dingin, Intip Rekomendasi Saham Emiten Batubara Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah negara, khususnya negara di bagian utara bumi, akan mengalami musim dingin. Momentum ini diyakini akan menjadi sentimen positif bagi harga batubara

Analis Panin  Sekuritas Felix Darmawan memproyeksi, harga batubara di musim dingin masih sangat solid. Penggunaan batubara oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan meningkat, khususnya untuk perangkat penghangat tubuh. Sehingga, Felix menilai adanya peningkatan permintaan batubara untuk sektor kelistrikan khususnya dari negara Asia seperti  China, India, Korea Selatan, dan Jepang.

Harga komoditas energi ini diproyeksi bisa bertahan di atas level US$ 400 per ton. Selain karena tensi antara Uni Eropa dan Rusia yang masih berlanjut, pipa gas Nord Stream  saat ini sedang mengalami kebocoran.  


“Selain itu harga gas alam Eropa juga melonjak, ini juga bisa berpengaruh positif pada harga batubara global,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Senin (3/10).

Baca Juga: Naik Tertinggi, Timbang Rekomendasi Saham-Saham Sektor Energi Berikut Ini

Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyebut, permintaan batubara masih bisa melebihi jumlah pasokan di semester kedua 2022. Ini karena kuota pasokan energi yang dibutuhkan untuk musim dingin, terutama di negara Eropa dan Asia

“Ketika pipa Nord Stream 1 dan 2 baru-baru ini melaporkan kebocoran, Eropa telah mempercepat pencariannya untuk memperoleh sumber energi alternatif, terutama batubara,” terang Robertus, Senin (3/10)

Solidnya harga batubara ini juga berdampak pada harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) emiten. Felix memproyeksi, ASP emiten batubara masih cenderung mengalami kenaikan dibanding kuartal kedua 2022. Ini karena biasanya terdapat jeda atau lagging beberapa bulan dari harga batubara Newcastle terhadap ASP emiten. Sehingga kenaikan ASP akan tetap tercermin pada kuartal ketiga.

Di sisi lain, pemerintah menargetkan target produksi batubara nasional tahun ini menjadi 663 juta ton dari realisasi sebelumnya di angka 606 juta ton. Menurut Felix, pertumbuhan produksi  ini akan terasa efeknya di semester kedua tahun ini, setelah konsumsi pasca musim dingin kembali menurun dan musim kemarau di Indonesia kembali dimulai

Sehingga, Panin Sekuritas menyematkan rating overweight terhadap sektor batubara, dengan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi pilihan utama alias top picks di sektor ini.

Selain memiliki porsi ekspor yang tinggi, realisasi harga jual rata-rata batubara ITMG juga lebih tinggi dibanding peers-nya. Hal ini karena batubara yang dijual ITMG memiliki rerata nilai kalori tertinggi, yakni di rentang 5.500-6.500 kcal/kg. Sehingga, ASP ITMG paling mendekati harga batubara Newcastle.

Rasio pembayaran dividen alias dividend payout ratio ITMG juga diproyeksi masih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten Sektor Ritel di Tengah Ancaman Kenaikan Inflasi

“Untuk kasnya juga besar sekali, sehingga tidak ada masalah bagi ITMG untuk memberikan dividen yang cukup besar untuk beberapa tahun ke depan,” sambung Felix.

Panin Sekuritas merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 48.000. Selain ITMG, Panin Sekuritas juga merekomendasikan beli saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 5.400.

Sementara itu, Analis NH Korindo Sekuritas Arief Machrus mempertahankan rekomendasi buy saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan target harga Rp 4.800. Rekomendasi ini didukung harga batubara yang tetap tinggi, kenaikan volume penjualan, dan penurunan harga minyak dunia.

NH Korindo Sekuritas melihat krisis listrik yang saat ini terjadi di India dan konflik geopolitik Eropa, masih akan membuat porsi ekspor ADRO meningkat setidaknya hingga tutup tahun 2022.

 
ADRO Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi