KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mulai mencatatkan kenaikan laba pada Januari 2023 senilai Rp 50,48 miliar, industri
fintech peer-to-peer (P2P)
lending berhasil mencatatkan kenaikan penyaluran pinjaman kepada usaha kecil menengah (UKM) di kuartal I 2023 ini. Industri ini memang diprediksi bakal terus tumbuh, sejalan dengan kinerja positif yang diraih oleh para pelaku usahanya. Sebagai contoh, hingga akhir kuartal I 2023, Grup Modalku telah berhasil menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 46,7 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
"Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, angka penyaluran pendanaan Grup Modalku mengalami pertumbuhan sebesar lebih dari 40,5%," kata Reynold Wijaya selaku
Co-Founder & CEO dari Modalku kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Baca Juga: Hingga April 2023, BukuWarung Telah Buka Akses Pembiayaan Senilai Rp 433,9 Miliar Reynold mengatakan, pertumbuhan yang dialami oleh Modalku didukung oleh berbagai kolaborasi yang dilakukan untuk menjangkau lebih banyak UMKM dan inovasi produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan UMKM. "Di sisi lain, untuk menjaga pertumbuhan perusahaan, Modalku juga fokus terhadap kesehatan finansial perusahaan dengan bijak dalam mengatur seluruh alokasi pengeluaran perusahaan," ujarnya. Ada juga
fintech P2P lending Akseleran yang berhasil membukukan kenaikan penyaluran pinjaman per kuartal I 2023. Group CEO &
Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan menuturkan, pertumbuhan Akseleran tetap terjaga dengan baik melalui kinerja bisnis perseroan di kuartal I 2023 dengan rata-rata penyaluran pinjaman bulanan menembus di kisaran angka Rp 260 miliar hingga Rp 310 miliar. Tercatat, selama periode Januari hingga Maret di tahun ini, penyaluran pinjaman Akseleran berhasil mencapai Rp 800 miliar lebih atau tumbuh hingga 32% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Penetrasi penyaluran pinjaman Akseleran terus meningkat di luar wilayah Pulau Jawa yang berhasil berkontribusi lebih dari 10% dari total penyaluran, antara lain di Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Selatan. "Dengan sektor-sektor usaha yang masih mendominasi, yakni
engineering/construction, coal & related energy, oil & gas, business & consumer services, dan transportasi,” terang Ivan. Selain itu, Ivan bilang pertumbuhan yang terjadi turut ditopang oleh melesatnya produk
payroll-backed employee loan yang walaupun kontribusinya belum sampai lebih dari 5% penyaluran pinjaman Akseleran namun selama tiga bulan terakhir di tahun ini berhasil tumbuh hingga 121% dibandingkan realisasi yang sama di tahun sebelumnya. Menurutnya, untuk produk
employee loan, Akseleran sudah bekerja sama dengan sebanyak 108 perusahaan yang menjadi mitra kerja dan diperkirakan akan bertambah terus.
Baca Juga: Permintaan Paylater di Fintech Meningkat Menjelang Hari Raya Lebaran Ivan menambahkan, sekitar 97% total penyaluran pinjaman diperuntukkan kepada sektor produktif, khususnya UKM dan sisanya untuk produk lain yang menyasar
consumer loan, yaitu
employee loan. Hingga saat ini, kata Ivan, ada sebanyak hampir 5 ribu UKM yang sudah memperoleh pinjaman modal usaha melalui Akseleran, bahkan salah satu dari usaha penerima pinjaman tersebut sudah berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sekadar informasi, total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif Akseleran telah mencapai sekitar Rp 7,5 triliun lebih hingga minggu pertama April 2023. Dengan mengusung target Rp 6 triliun di tahun ini, atau naik 100% dibandingkan realisasi tahun 2022, Ivan bilang semakin mendekati langkah Akseleran menuju penyaluran pinjaman dengan total kumulatif sebesar lebih dari Rp 12 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi