KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan semakin aktif dalam menyalurkan pembiayaan ke perusahaan-perusahaan rintisan digital. Hal ini dilakukan dalam upaya mendorong pengembangan ekosistem digital di tanah air. Seperti yang dilakukan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui entitas anaknya PT Central Capital Ventura (CCV) yang terus mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia. CCV memberikan permodalan kepada para perusahaan-perusahaan rintisan digital untuk mendorong skala bisnis yang lebih besar. Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, bahwa BCA melihat CCV menjadi sarana yang baik bagi BCA untuk mempelajari perkembangan dan dinamika
startup dan
fintech di Indonesia.
Sebagai informasi, kegiatan usaha CCV antara lain melakukan investasi penyertaan kepada perusahaan
fintech dan perusahaan
fintech-enabler, serta mengeksplorasi potensi
embedded fintech dari perusahaan
startup non-fintech. Embedded fintech adalah penawaran produk finansial oleh
startup seperti
edu-tech,
health tech, digitalisasi UMKM, dan sebagainya. "Seperti diketahui bersama, situasi perekonomian global terkini yang dipicu oleh konflik geopolitik hingga tren kenaikan suku bunga, turut mempengaruhi gairah investasi ke
startup. Jika sebelumnya valuasi kerap menjadi parameter utama bagi para investor untuk menanamkan modal di startup, kini faktor keberlanjutan, dampak, serta profitabilitas menjadi pertimbangan utama investor," ungkap Hera kepada kontan.co.id, Jumat (15/3).
Baca Juga: Startup Kian Sulit Menggaet Pendanaan Hera menyebut, pergeseran paramater tersebut akan membawa pengaruh yang positif untuk ekosistem dan investor. Alhasil, iklim ekosistem
startup akan didorong menjadi lebih sehat dan berdampak pada dunia usaha. Ke depan, BCA melalui anak perusahaan CCV akan senantiasa mengamati dinamika terjadi di pasar, sekaligus menjajaki peluang investasi pada sektor-sektor digital potensial, terutama yang mendukung bisnis inti BCA. "Di tengah era percepatan digitalisasi, kami akan senantiasa terbuka dengan kolaborasi dengan mitra fintech atau startup strategis guna memperluas ekosistem pelayanan kepada segenap nasabah tercinta," ujarnya. Hera menjelaskan, sejumlah ceruk bisnis masih berpeluang menjadi sumber pertumbuhan fintech di Indonesia, seperti sektor consumer tech, wealth, maupun teknologi digital yang dapat mendukung perbankan. CCV sebagai perusahaan modal ventura telah beroperasi sejak 2017. Total terdapat sekitar 30
startup yang menerima pendanaan dari CCV. Di sisi lain, BCA sebagai perusahaan induk secara konsisten menjalankan program akselerasi untuk
startup yang bernama SYNRGY Accelerator dan berhasil meluluskan 79
startup.
Fintech dan
fintech enabler merupakan sektor digital yang menjadi fokus CCV mengingat misi perusahaan membangun ekosistem digital bagi BCA.
Baca Juga: BCA SYNRGY Academy Batch 7 Bina 250 Calon Talenta Digital, Dukung Indonesia Emas 2045 PT Bank Mandiri Tbk juga terus memberikan dukungan pinjaman melalui pendanaan kepada
startup di Indonesia melalui modal venturanya Mandiri Capital Indonesia (MCI). Direktur Investasi MCI Dennis Pratistha mengatakan hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan dana kepada 23 perusahaan
startup dari berbagai bidang. Beberapa di antaranya di bidang
payment solution seperti Yokke dan PTEN, bidang
e-wallet yaitu LinkAja, bidang
healthcare yaitu FitAja, bidang
commerce/fintech enabler yaitu GoTo dan Bukalapak, bidang
digital signature yaitu PrivyID, bidang
open banking yaitu AyoConnect, bidang
data compression yaitu Kecilin, bidang
agritech yaitu Agriaku dan Crowde. Selanjutnya ada di bidang ERP SaaS yaitu Mekari, bidang B2B
commerce yaitu Sinbad, bidang
insurtech yaitu Qoala, bidang P2P
lending yaitu Investree, Koinworks, dan Amartha, bidang MSME Tech Solution yaitu iSeller, Agriaku, bidang Biodegradable yaitu Greenhope, bidang
edutech yaitu Cakap, serta bidang
aquatech yaitu Delos. "Untuk membantu menjembatani Bank Mandiri dengan
startups, MCI aktif untuk mengeksplorasi sinergi antara
startups dengan Mandiri Group," kata Dennis.
Baca Juga: Pendanaan Startup Diprediksi Kembali Seret di Tahun 2024 Menurutnya, dukungan Bank Mandiri kepada
startups tidak hanya sebatas pendanaan modal ventura saja melalui MCI. Di sisi lain, Bank Mandiri juga aktif untuk membangun kerja sama baru bersama
startups dari berbagai macam produk
financing seperti
invoice financing dan
loan channeling. Dennis mengatakan secara keseluruhan,
startups yang telah didanai oleh MCI sedang berproses dalam mencapai profitabilitasnya. "Sudah ada beberapa
startup MCI yang sudah
profitable. Untuk kecepatan dalam pencapaian profitabilitas tentu tidak terlepas dari faktor-faktor internal dan eksternal seperti keadaan pasar, sektor, performa model bisnis," katanya. Saat ini MCI tetap aktif untuk mencari potensi investasi baru, namun dalam memberikan pendanaan, Dennis menyampaikan pihaknya tetap harus selektif dan bijaksana terlebih di masa-masa
tech winter. Di sisi lain, banyak
startup yang menurunkan ekspektasi valuasinya sehingga memberikan
better deals bagi investor.
Baca Juga: Investasi Modal Ventura Bakal Makin Semarak Tahun Ini Sementara PT BNI Modal Ventura atau BNI Ventures (BNV) juga menambah investasi pada tahun ini. CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro menyebut, pihaknya merencanakan tambahan dua hingga empat investasi baru. Tetapi Eddi tak menyebutkan berapa besaran dana yang bakal dikeluarkan pada tahun ini. Eddi menerangkan berdasarkan jumlah investasi, BNI Ventures sudah investasi di dua
startup per akhir 2023. Dia pun menyebutkan salah satu yang sudah disuntikkan dana, yakni Kecilin.
"Kami sudah sudah melakukan investasi ke tiga
startups dimana dua di antara tiga tersebut sudah
cash flow positive. Ya tahun ini juga akan lebih selektif dalam menyalurkan pendanaan, dengan tambahan melihat
path to profitability/sustainability," ucapnya. Di sisi lain, pada tahun ini pihaknya juga tak menutup kemungkinan untuk investasi di sektor potensial lainnya, seperti
agritech, aquatech dan
energytech. Selain itu, yang berhubungan juga dengan
impact dan
climate change. Menurut, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, jika melihat tidak sedikitnya
start up yang akhirnya jatuh, maka bank sekarang makin selektif untuk membiayai start up. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati