KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan fintech pendanaan memperluas jaringan bisnisnya hingga ke luar negeri demi meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan. Mereka, di antaranya Investree, Modalku dan Kredit Pintar. Investree, misalnya, telah melakukan ekspansi ke Filipina dan Thailand. Perusahaan baru saja mengantongi izin operasional di Filipina sebagai penyelenggara crowfunding dengan nama Investree Philipines. Sementara untuk Thailand, masih menunggu izin dari regulator setempat. "Tahun ini, kami fokus di tiga negara termasuk Indonesia. Kami harapkan di kuartal I 2021 dapat lisensi di Thailand, yang saat ini sedang tahap finalisasi," kata Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi, Rabu (3/2).
Melalui ekspansi tersebut, diharapkan bisa mendorong inklusi keuangan dan akses pendanaan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Strategi yang dipersiapkan adalah bekerja sama dengan mitra strategi kedua negara tersebut. Sepanjang 2020, Investree telah menyalurkan total pinjaman Rp 2,48 triliun, naik sekitar 30% yoy. Sedangkan, secara akumulatif sejak Investree berdiri nilai pembiayaan mencapai Rp 5,73 triliun. Dengan realisasi itu, Investree menargetkan pembiayaan tahun ini bisa tumbuh dobel digit. Sementara itu, Modalku telah menyalurkan akumulasi pinjaman sejak berdiri hingga saat ini senilai Rp 20,01 triliun hingga 2020. Pinjaman itu telah disalurkan kepada lebih dari 60.000 UMKM di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Baca Juga: E-commerce berlonba-lomba salurkan pembiayaan produktif Pinjaman tersebut disalurkan melalui 3,45 juta transaksi pinjaman yang didukung oleh lebih dari 100.000 pemberi pinjaman atau lender. Co-Founder & COO Modalku Iwan Kurniawan menyatakan Modalku telah mendapatkan lisensi dari regulator keuangan di tiga negara. Izin operasional di Singapura dikantongi dari Monetary Authority of Singapore. Sedangkan izin menjalankan bisnis P2P lending di Malaysia diperoleh dari Securities Commission Malaysia. Adapun di Indonesia Modalku berhasil mendapatkan lisensi sebagai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Tingkat keberhasilan pinjaman (TKB) 90 hari semakin membaik di level 96,67%. UMKM yang terdampak itu yang lebih ke mikro yang pinjamannya Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Jumlahnya banyak seperti yang punya warung atau toko kelontong, tapi secara nominal tidak terlalu besar,” papar Iwan.
Iwan menjelaskan untuk peminjam dari segmen usaha menengah dengan entitas PT maupun CV masih bisa bertahan. Apalagi Modalku lebih banyak menyasar fast moving consumer services (FMCS) dan sektor kesehatan. Bukan hanya Investree dan Modalku yang membidik pasar luar negeri. Menurut catatan Kontan, langkah serupa juga ditempuh Kredit Pintar. Perusahaan yang berdiri sejak 2017 ini, juga sudah ekspansi ke pasar Filipina. Sebelumnya, CEO Kredit Pinya, Wisely Wijaya mengatakan, pihaknya sudah mempelahari pasar Filipina sejak akhir 2018. Filipina dinilai memiliki karakteristik serupa dengan Indonesia baik dari sisi inklusi keuangan hingga risiko yang dihadapi. Alhasil, produk yang ditawarkan perseroan tidak jauh berbeda yakni memberikan payday loan dan paylater.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .