Sejumlah Perusahaan Manajer Investasi Catatkan Kenaikan AUM hingga Desember 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan Manajer Investasi (MI) mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) hingga Desember 2024. 

Salah satunya yakni, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) yang mencatatkan kenaikan total AUM. Di mana hingga Desember 2024, total dana kelolaannya mencapai Rp 45,055 triliun. Angka ini naik 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. 

Direktur BPAM, Eri Kusnadi menerangkan, kenaikan total AUM tersebut didorong oleh pertumbuhan dari segmen institusional dan retail yang terus berimbang. Selain itu, ia mengatakan bahwa pihaknya terus menerapkan sejumlah strategi untuk megoptimalkan kinerja dua segmen tersebut.


Baca Juga: Catat AUM Rp 14,7 Triliun di Desember, Panin AM Bidik AUM Rp 17,5 Triliun Tahun Ini

Di mana, untuk segmen retail, BPAM terus mencoba meluncurkan produk baru. Sedangkan untuk kanal institusional masih mencoba mencari mandat baru ataupun top up dari investor yang sudah ada, dengan menyediakan solusi-solusi investasi yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing investor institusional perusahaan. 

Sementara itu, Eri mengatakan, untuk produk unggulan yang mengalami pertumbuhan AUM reksadana signifikan di sepanjang tahun 2024, dan menjadi kontributor AUM BPAM yakni reksadana money market, dan reksadana saham baik dari dalam negeri, maupun reksadana saham dari luar negeri. 

“Kemudian, pada akhir tahun 2024, BPAM juga meluncurkan reksadana syariah efek luar negeri terbaru bernama Batavia India Sharia Equity USD,” kata Eri kepada Kontan, Rabu (8/1). 

Sesuai namanya, Eri bilang, reksadana ini berinvestasi pada pasar saham India yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi salah satu tertinggi di dunia. Reksadana ini pada tahap awal akan ditawarkan melalui APERD BCA, dan HSBC.

Baca Juga: STAR AM Catatkan Peningkatan AUM 28,77% Jadi Rp 20,30 Triliun per Desember 2024

“Sedangkan untuk strategi dalam meningkatkan AUM di tahun 2025 ini, BPAM akan menambah funddan penetrasi market,” imbuhnya. 

Selaras dengan hal ini, PT Pinnacle Persada Investama alias Pinnacle Investmen menyebutkan hingga akhir Desember 2024, total AUM mencapai Rp 2,41 triliun.

Angka ini naik 12% secara year on year (YoY), dan belum termasuk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) sehingga menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. 

“Di mana pada tahun 2023, total AUM kami yang tercatat sekitar Rp 2,14 triliun,” kata CEO Pinnacle Investment, Guntur Putra kepada Kontan, Rabu (8/1). 

Guntur juga mengatakan bahwa AUM Pinnacle Investment terus mengalami pertumbuhan yang konsisten, berkat strategi investasi yang efektif serta minat yang tinggi dari para investor terhadap beberapa produk-produk unggulan perusahaan.

Baca Juga: IHSG Diperkirakan Sideways pada Senin (6/1), Cek Rekomendasi Saham Berikut

Ia menyebutkan, sejumlah faktor yang membuat AUM di Pinnacle Investment tumbuh pada 2024 di antaranya kinerja serta hasil investasi yang solid dan konsisten.

Di samping itu, pihaknya juga terus mengembangkan dan menawarkan berbagai produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga menarik lebih banyak investor. 

“Faktor lainnya untuk meningkatkan kepercayaan investor yakni, karena layanan kami yang transparan, tim manajemen yang berpengalaman global, serta portofolio yang dikelola dengan baik,” imbuhnya. 

Tak hanya itu, Guntur bilang, faktor lainnya adalah adanya peningkatan jumlah nasabah baru yang tertarik dengan produk reksadana Pinnacle Investmen, baik dari individu maupun institusi.

Pasalnya, sepanjang tahun 2024, pihaknya terus memperkuat dan menambah jaringan distribusi untuk penjualan reksadana melalui APERD (agen penjual reksadana) yang telah memiliki ijin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Baca Juga: Atur Ulang Strategi Investasi untuk Tahun 2025, Volatilitas Pasar Masih Menghantui

Lebih jauh lagi, Guntur menyebutkan sejumlah produk unggulan yang mengalami pertumbuhan AUM signifikan di sepanjang 2024 antara lain yakni, reksadana pasar uang atau Pinnacle Money Market Fund, reksadana pendapatan tetap atau Pinnacle Dana Obligasi Unggulan & Pinnacle Indonesia Bond Fund, serta reksadana saham atau Pinnacle Strategic Equity Fund. 

Sementara itu, untuk target AUM Pinnacle Investment di tahun 2025, Guntur bilang, pihaknya menargetkan AUM di atas Rp 3 triliun, atau naik sekitar 25% jika dibandingkan dengan tahun 2024. 

“Kami optimis dapat mencapainya dengan terus melaksanakan strategi yang telah terbukti efektif dan dengan memperkenalkan produk-produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar,” tandasnya. 

Selanjutnya: Bukalapak Bakal Tutup Layanan Marketplace, Airlangga Masih Dalami Laporan

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (9/1): Dari Berawan Hingga Hujan Petir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli