KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance melaporkan perbaikan tingkat
Non Performing Financing (NPF). Hal ini juga sejalan dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mana NPF Gross perusahaan pembiayaan pada Agustus 2024 sebesar 2,66%. Angka itu membaik, jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,75%. Ambil contoh PT Mandiri Utama Finance (MUF), perusahaan menyampaikan bahwa perbaikan NPF industri ini disebabkan oleh peningkatan performa manajemen risiko perusahaan pembiayaan Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja mengatakan, membaiknya NPF tersebut juga disertai dengan pertumbuhan piutang pembiayaan yang baik. NPF perusahaan pada September 2024 sebesar 1,32%, membaik dibandingkan pada Agustus 2024 sebesar 1,34% dan Juli 2024 sebesar 1,48%.
Baca Juga: Strategi Adira Finance Untuk Menjaga NPF Tetap Terkendali "Perbaikan NPF ini disertai dengan pertumbuhan piutang pembiayaan yang baik," kata Stanley kepada Kontan, Senin (7/10). Adapun strategi MUF untuk menekan NPF yakni dengan melakukan penajaman pola kerja dan supervisi pengelolaan portofolio pembiayaan, serta penajaman manajemen risiko dengan penyesuaian kebijakan kredit. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menyampaikan, pada Juli dan Agustus NPF perusahaan tercatat sebesar 2,2%, di mana angka ini masih terjaga dalam batas yang ditetapkan atau di bawah rata-rata industri. Chief of Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani menjelaskan, perbaikan NPF di industri pembiayaan terjadi karena perusahaan pembiayaan menerapkan strategi yang lebih selektif dalam menilai risiko dan mengelola portofolio pembiayaannya. "Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang masih menantang, seperti melemahnya daya beli masyarakat dan menurunnya populasi kelas menengah, yang dapat memengaruhi kemampuan konsumen untuk melakukan pembayaran," kata Gani kepada Kontan, Selasa (8/10). Dalam hal menjaga NPF, Adira Finance terus berusaha untuk menjaga rasio kualitas aset dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang diterapkan dengan hati-hati, memberikan pembiayaan secara
segmented sesuai dengan
risk appetite Perusahaan. PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) atau Mandala Finance juga melaporkan NPF yang tercatat stabil sebesar 2,26% hingga Agustus 2024.
Baca Juga: Meski Masih Mini, Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik BRI Finance Mulai Naik Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana memiliki pandangan yang sama, membaiknya NPF perusahaan pembiayaan merupakan hasil dari pengelolaan risiko yang baik serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan. "Hal ini memungkinkan industri pembiayaan untuk menjaga kualitas kredit di tengah berbagai perubahan kondisi ekonomi dan dinamika daya beli masyarakat yang terjadi saat ini," ungkap Christel kepada Kontan, Selasa (8/10). Untuk menjaga kinerja NPF di tengah tekanan daya beli dan deflasi, Mandala Finance menjalankan beberapa strategi, yaitu dengan menjaga tingkat pencadangan yang optimal, lebih selektif dalam penyaluran pembiayaan, serta menerapkan tata kelola Perusahaan yang baik. Sementara itu, Christel menilai, pertumbuhan piutang yang saat ini melambat bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kondisi pasar dan pola konsumsi masyarakat yang lebih hati-hati. Namun, Mandala Finance tetap optimistis bahwa dengan strategi yang tepat, seperti seleksi pembiayaan yang lebih ketat dan fokus pada pembiayaan sektor-sektor produktif, kinerja piutang akan tetap terjaga. Perusahaan pembiayaan atau multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) melihat, kondisi perekonomian global berpengaruh ke banyak hal, salah satunya daya beli masyarakat yang menurun. Namun, di kuartal IV ini, CNAF memprediksi
market akan kembali menggeliat, ditambah dengan angin segar penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Karena keputusan tersebut akan menjadi pendorong masyarakat untuk tidak perlu lagi
wait and see. Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Turun, CNAF Tetap Targetkan Pembiayaan Baru Capai Rp 9 Triliun Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan, hingga September 2024, NPF perusahaan berada di posisi 1,16% atau membaik 10Bps jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,26%.
"Kami optimistis sampai akhir tahun 2024 dapat meraih angka NPF di bawah 1%," kata Ristiawan kepada Kontan, Senin (7/10). Adapun untuk menjaga angka NPF, CNAF telah menerapkan strategi, di antaranya dengan menerapkan sistem
scoring dalam menentukan dan memastikan kualitas nasabah yang disetujui. Selain itu, CNAF juga aktif mengingatkan nasabah terkait pembayaran angsuran melalui fasilitas WhatsApp dan telephone, serta CNAF juga sedang mengembangkan teknologi telephone dengan bantuan suara robot. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .