Sejumlah perusahaan properti optimistis mencatat pertumbuhan tahun ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah lembaga riset memprediksi pasar properti tahun ini mengalami penurunan kinerja. Hal itu didasarkan pada kenaikan suku bunga  dan dinamika tahun politik. Meski demikian, sejumlah pelaku usaha properti menarus optimis dapat melewati tahun ini dengan pertumbuhan kinerja.

Pada tahun lalu, terdapat empat emiten properti yang mengalami penurunan kinerja. Seperti PT Ciputra Development (CTRA), PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Alam Sutera Realty (ASRI), dan PT Summarecon Agung (SMRA).

Keempat emiten tersebut mencatatkan pre-sales sebesar Rp 20,3 triliun atau turun 1,8% year on year (yoy) dari pre-sales di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 20,7 triliun.


Meski di tahun lalu terjadi penurunan pre-sales sebesar 5% yoy, Summarecon Agung atau SMRA optimistis akan mencapai pre-sales sebesar Rp 4 triliun di akhir tahun. Angka tersebut tumbuh sekitar 18% dibanding pencapaian tahun lalu sebesar Rp 3,4 triliun.

Sekretaris Perusahaan SMRA Jemmy Kusnadi mengatakan, pada tahun ini pihaknya memprediksi penjualan akan meningkat."Pada tahun ini, kami menargetkan adanya pertumbuhan," terang Jemmy kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).

Jemmy melanjutkan, kenaikan fed funds rate (FFR) dapat menjadi sentimen negatif yang dapat menurunkan kinerja mereka tahun ini. Namun kekhawatiran tersebut tidak terlalu besar karena SMRA memprediksi The Fed cenderung menahan kenaikan suku bunga.

"Kalau bicara masalah politik, kelihatannya kondisi politik juga cenderung kondusif," ungkapnya.

Sementara itu, Alam Sutera (ASRI) mencatatkan kenaikan pre-sales di tahun lalu. Tony Rudianto, Sekretaris Perusahaan ASRI menuturkan pada 2018 pre-sales-nya meningkat 94% menjadi Rp 4,3 triliun dari tahun sebelumnya yakni 2017 sebesar Rp 2,2 triliun.

"Pre-sales kami di tahun 2018 justru meningkat 94% dibandingkan tahun sebelumnya," jelas Tony kepada Kontan.co.id.

Selaras dengan SMRA, ASRI pun optimis tahun ini menjadi tahun emas bagi bisnis properti dengan menargetkan pre-sales tahun 2019 sebesar Rp 5 triliun.

"Hal ini secara umum menunjukkan bahwa kami menilai bisnis properti akan membaik di tahun ini," harap Tony.

Untuk mencapai target itu, ASRI menyatakan siap melakukan inovasi produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Hanya saja detailnya belum diutarakan kepada media.

Sementara SMRA sejak November lalu membuka lokasi pengembangan baru di Makassar, sehingga saat ini SMRA memiliki enam lokasi pengembangan yang dipercaya emiten dapat diandalkan.

"Tahun ini kami masih menargetkan kontribusi terbesar dari penjualan landed house dengan strategi pemasaran yang telah disiapkan," tutup Jemmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli