Sejumlah Platform Dompet Digital Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah platform dompet digital mencatatkan kinerja positif sepanjang 2023. Salah satunya PT Astra Digital Arta (AstraPay) yang mencatatkan nilai transaksi sepanjang 2023 mencapai Rp 42 triliun. 

"Angka itu meningkat 45%, jika dibandingkan pencapaian tahun lalu," ucap Chief Marketing Officer AstraPay Reny Futsy Yama kepada Kontan, Kamis (18/1).

Reny menyebut kenaikan nilai transaksi itu salah satunya didorong makin dikenalnya produk, fitur, serta perfomance AstraPay yang membaik. Dia mengatakan segmen penyumbang terbesar nilai transaksi berasal dari Group Astra, seperti Loan Repayment baik mobil maupun motor, serta dari bengkel-bengkelnya.


Reny mengatakan AstraPay menargetkan nilai transaksi pada 2024 bisa meningkat 50% dari pencapaian sepanjang 2023. AstraPay akan berfokus pada segmen transportasi, baik untuk pengguna kendaraan pribadi maupun pengguna kendaraan umum, serta seluruh kebutuhan pengguna dalam mendukung aktivitas perjalanan.

Selain itu, akan memfokuskan kebutuhan transaksi melalui fasilitas QRIS.

Baca Juga: Bisa Tekan Inflasi, Perbankan Pasang Target Pertumbuhan Transaksi QRIS Tahun 2024

Reny tak memungkiri pada 2024 akan ada sejumlah tantangan yang dihadapi, seperti keamanan hingga stabilitas politik. Ia berharap segalanya bisa terjaga dengan baik. Dengan demikian, pergerakan ekonomi juga dapat berjalan dengan baik.

Capaian positif juga dirasakan PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja. Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan pendapatan rata-rata per pengguna atau Average Revenue per User (ARPU) sebesar 48% secara year on year, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kami melihat peningkatan terjadi dari pengguna loyal yang secara aktif menggunakan layanan LinkAja secara organik tanpa perlu distimulasi diskon atau promosi. Melalui survei internal yang kami lakukan, hal itu terjadi karena kenyamanan atau kemudahan transaksi, fitur atau ragam layanan, seperti tarik tunai, transfer, beli pulsa, hingga token listrik," ucapnya kepada Kontan, Kamis (18/1).

Yogi menyampaikan kontribusi terbanyak yang menopang kinerja LinkAja pada 2023, yakni transaksi setor-tarik uang dan pemanfaatan LinkAja sebagai reseller product Telco. Pada 2023, masing-masing atas kedua segmen di atas mengalami pertumbuhan hingga 65% dan 47%, jika dibandingkan periode sebelumnya.

Dia mengatakan pertumbuhan kedua segmen tersebut dapat diartikan sebagai tanggapan terhadap peningkatan kesadaran pengguna LinkAja terhadap manfaat keuangan digital dan kemudahan yang diberikan dalam melakukan transaksi finansial, serta pembelian produk Telco melalui platform.

Oleh karena itu, Yogi bilang, pemahaman yang mendalam terhadap tren pertumbuhan tersebut dapat menjadi dasar strategi pemasaran yang efektif, peningkatan kualitas layanan, bahkan ekspansi portofolio produk guna memenuhi kebutuhan serta preferensi pelanggan.

Untuk 2024, LinkAja menargetkan untuk pertumbuhan ARPU bisa mencapai 20%, jika dibandingkan 2023. LinkAja juga menargetkan pertumbuhan jumlah transaksi meningkat lebih dari 60%. 

"Target pertumbuhan kami juga sejalan dengan implementasi strategi peningkatan nilai tambah atau penawaran layanan yang lebih komprehensif kepada pengguna LinkAja melalui pengenalan produk atau fitur baru, pembaharuan paket layanan yang ada, hingga program retensi untuk mendorong penggunaan lebih intensif," katanya.

Yogi optimistis pada tahun ini bisnis LinkAja akan terus mengalami peningkatan, terutama dengan fundamental bisnis yang telah dibangun selama ini. Dia menyebut LinkAja akan terus menerapkan solusi keuangan digital dengan fokus pada kolaborasi yang sinergis dengan BUMN, terutama di dalam ekosistem Telkomsel, Pertamina, dan Himbara pada 2024.

Terkait rencana bisnis LinkAja ke depan, Yogi menambahkan pihaknya akan tetap berpusat pada model bisnis B2C, B2B, dan BUMN2C. Dalam segmen B2C, LinkAja akan memberikan prioritas pada akuisisi pengguna dengan biaya rendah dan retensi pelanggan. 

"Sementara itu, fokus pada segmen B2B dan BUMN2C akan ditujukan pada seluruh rantai nilai dari sisi tradisional maupun digital," ujar Yogi.

Baca Juga: AstraPay Alami Pertumbuhan Jumlah Transaksi Selama Momen Nataru

Di sisi lain, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda berpendapat peningkatan transaksi dompet digital lebih banyak didorong konsumsi masyarakat yang bertransaksi di restoran.

Pada 2023, ia menyebut konsumsi masyarakat untuk restoran tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara total. 

"Pembayaran yang dilakukan oleh pelaku restoran sudah mulai masif menggunakan QRIS, yang mana dompet digital menjadi salah satu penyedia jasa pembayaran QRIS. Selain itu, pergerakan masyarakat juga sudah dibuka secara penuh pada 2023," ungkapnya.

Nailul mengatakan pertumbuhan dompet digital pada 2024 diperkirakan masih akan tumbuh cenderung melambat, jika dibandingkan 2023 yang telah membukukan pertumbuhan cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat