KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah proyek PT PLN senilai Rp 51,5 triliun yang pendanaannya dari luar negeri terhambat kebijakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Mayoritas proyek-proyek tersebut sudah harus beroperasi komersial atau memasuki commercial operation date (COD) pada 2026 mendatang. Executive Vice President of Renewable Energy PT PLN, Zainal Arifin menjelaskan, proyek Engineering, procurement and construction (EPC) PLN terganjal salah satu kendala signifikan yakni masalah klausul TKDN. “Klausul TKDN ini tidak bisa diakomodir dalam procurement guideline para development bank sehingga pendanaan untuk proyek ini terhambat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (24/1).
- PLTA Upper Cisokan PS berkapasitas 1.040 MW. Nilai proyek US$ 755 juta atau setara Rp 11,70 triliun dengan prosentase pinjaman 80%. Ditargetkan COD pada 2025/2026
- PLTS Matenggeng PS kapasitas 943 MW. Nilai proyek US$ 1,18 miliar atau setara Rp 18,33 triliun dengan prosentase pinjaman 70%. Ditargetkan COD 2028.
- PLTS Bakaru II kapasitas 140 MW. Nilai proyek 241,2 juta EUR atau setara Rp 4,1 triliun dengan prosentase pinjaman 77% dan ditargetkan COD pada 2025/2026
- Rehabilitasi PLTP Kamojang kapasitas 140 MW. Nilai proyek 78,7 juta EUR atau setara Rp 1,33 triliun dengan prosentase pinjaman 76% dan target COD 2026.
- PLTP Ulumbu 5 dan Mataloko 2-3 kapasitas 20 MW. Nilai proyek 217 juta EUR atau setara Rp 3,68 triliun dengan prosentase pinjaman 69% dan target COD 2025/2026.
- Hydro PLTM Tersebar (Kalibumi, Lapai I, Riorita, Watunohu) kapasitas 32,58 MW. Nilai proyek 94,6 juta EUR atau setara Rp 1,6 triliun dengan prosentase pinjaman 73% dan target COD 2025/2026.
- PLTP Hululais kapasitas 110 MW. Nilai proyek US$ 207,99 juta atau setarap Rp 3,2 triliun dengan prosentase pinjaman 85% dengan target COD 2025/2026.
- Transmisi Green Energy Corridor Sulawesi 275 JV dengan panjang 830 kms. Nilai proyek US$ 484 juta atau setara Rp 7,5 triliun dengan prosentase pinjaman 67%. Target COD 2027.