Sejumlah saham cetak rekor karena faktor teknikal



KONTAN.CO.ID - Selama September ini, beberapa saham berhasil menyentuh rekor harga tertingginya sepanjang tahun ini. Namun, ternyata tak semua saham yang menyentuh rekor di bulan ini digerakkan karena fundamental yang baik.

Beberapa saham yang masuk rekor pergerakan tertinggi ialah saham PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP), PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS), PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI). Kelima saham ini mencatatkan kenaikan fantastis selama bulan September ini.

Saham MAMI misalnya. Pada awal September lalu, saham MAMI ditutup di level Rp 88 per saham. Saham ini terus bergerak naik hingga akhirnya ditutup di angka Rp 126 pada perdagangan Jumat (22/9). Jika dihitung, saham ini sudah naik 43,18% selama hampir satu bulan terakhir.


Kenaikan yang dialami saham MAMI ini belum seberapa. Saham CMPP melonjak naik dari level Rp 474 ke level Rp 1.325 alias 179,53% dalam hitungan seminggu. Hal yang sama juga terjadi pada saham OKAS yang melonjak 114,28% ke level Rp 600 pada perdagangan akhir pekan ini.

Kenaikan saham hingga lebih dari 25% ini, menurut Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji, banyak yang disebabkan oleh pergerakan teknikal. "Pergerakan tinggi saham-saham seperti OKAS, LEAD, dan MAMI disebabkan oleh faktor teknikal. Secara fundamental, saham-saham ini masih perlu terus meningkatkan kinerjanya," kata Nafan kepada KONTAN, Jumat (22/9).

Jika dilihat dari kinerjanya, ketiga emiten ini memang masih belum optimal. OKAS dan LEAD sama-sama masih harus menanggung rugi di semester satu 2017 lalu. Sementara MAMI masih belum melaporkan kinerjanya di enam bulan pertama tahun ini.

Walau pergerakan saham CMPP dan INDY juga dipengaruhi faktor teknikal, masih ada faktor fundamental yang mewarnai pergerakan kedua saham ini.

Isu backdoor listing PT Indonesia Air Asia membuat saham CMPP diminati para pelaku pasar. Akhirnya, harga saham ini melonjak drastis dalam waktu seminggu berkat potensi laba bersih yang bisa diraup CMPP jika jadi digunakan sebagai "tunggangan" operator maskapai Air Asia di Indonesia ini. "Sedangkan pergerakan INDY disebabkan oleh prospek bisnis pertambangan batubara yang masih positif seiring dengan meningkatnya permintaan global," kata Nafan.

Tingginya pergerakan saham-saham ini pun membuat Nafan ragu saham-saham ini bisa mencapai rekor baru. Menurut dia, saham-saham ini sudah jenuh beli alias overbought sehingga sulit bagi saham-saham ini untuk terus naik hingga akhir bulan nanti. Untuk itu, Nafan pun merekomendasikan hold untuk kelima saham ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati