KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham dari emiten perusahaan pembiayaan atau
multifinance diam-diam memberikan kinerja yang cukup lumayan. Hal tersebut terlihat dari pergerakan saham hingga penutupan perdagangan pada Jumat (14/7). PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (
ADMF) misalnya, memiliki harga saham di level Rp 12.075. Kinerja harga saham ADMF menguat 34,17% sejak awal tahun (
year to date/YtD). Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani menyebut kinerja bisnis pada penyaluran pembiayaan baru relatif tumbuh di atas pertumbuhan otomotif, yang semester I ini sebesar Rp 20,1 triliun atau naik
double digit dari tahun sebelumnya.
“Kalau dari piutang pembiayaan yang dikelola, termasuk pembiayaan bersama, per Juni 2023 dibandingkan Juni 2022 tumbuh di atas 20%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7).
Baca Juga: Kinerja Emiten Jalan Tol Diprediksi Positif, Ini Kata Analis Sementara harga saham PT BFI Finance Indonesia Tbk (
BFIN) berada di level Rp 1.390. Saham BFIN terpantau masih menunjukkan tren positif tumbuh 31,75% YtD. PT Buana Finance Tbk (
BBLD) tercatat harga sahamnya parkir di level Rp 895 per saham. Adapun sepanjang tahun berjalan, saham BBLD terpantau tumbuh positif 46,72% YtD. Kemudian, saham PT Clipan Finance Indonesia Tbk (
CFIN) tercatat sebesar Rp 630 per saham, sepanjang tahun berjalan kinerja sahamnya juga berada dalam tren penghijauan, tumbuh mencapai 110% YtD. Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo menyebut bahwa penyaluran pembiayaan pada semester I 2023 tercatat positif, tumbuh 28,52% secara tahunan, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Kinerja CFIN semester I YtD Juni 2023 pembiayaan sebesar Rp 4,19 triliun, dibandingkan semester I-2022 sebesar Rp 3,26 triliun,” ujarnya kepada Kontan. Lebih lanjut, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (
WOMF) membukukan harga saham terbarunya di level Rp 462 per saham. Sementara sepanjang tahun ini kinerja harga saham WOMF tersebut tumbuh mencapai 79,07% YtD.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebutkan saham-saham emiten
multifinance tersebut hanya untuk
trading jangka pendek, mengingat pergerakan harga saham tersebut belum termasuk dalam kategori yang paling likuid.
Baca Juga: Saham-Saham Bank Lapis Kedua Melonjak, Begini Penjelasan Analis “Para pelaku
traders memanfaatkan kenaikan harga saham yang disertai dengan kenaikan volume. Dengan faktor tersebut, maka saham itu masuk dalam kategori ramai diperdagangkan, karena biasanya para pelaku
trader memanfaatkan untuk
buy dan
sell dalam waktu yang cepat,” jelasnya kepada Kontan.
Nafan Aji mengungkapkan, kinerja saham
multifinance di semester I-2023 rata-rata berhasil menunjukkan pertumbuhan, baik dari sisi
top line maupun
bottom line. “Ini didukung oleh stabilitas pertumbuhan ekonomi domestik sehingga sektor
multifinance memang dibutuhkan dalam rangka mempermudah pembiayaan,” ungkapnya.
Editor: Tendi Mahadi