Sejumlah Sektor usaha Bangkit, Kualitas Kredit Bank Membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas kredit sejumlah bank bisa terjaga sejalan dengan pertumbuhan bisnis. Beberapa sektor bisnis yang berangsur pulih turut menopang kualitas kredit perbankan menjadi semakin sehat.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk misalnya, mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) gross di level 3,6% pada Maret 2022, lebih rendah dari 4,25% di kuartal I 2021. NPL nett BTN juga turun dari 1,94% menjadi 1,28%.

Direktur Risk Management and Transformation BTN Setiyo Wibowo menyebut, perbaikan kualitas kredit tersebut berkat kontribusi segmen konsumer yang didominasi kredit pemilikan rumah (KPR). "Memang kualitas KPR kita dari sisi booking sangat baik sehingga ada perbaikan kualitas kredit di BTN," kata Setiyo, Selasa (10/5).


BTN juga melakukan perbaikan proses bisnis pada segmen komersil sehingga penyaluran kredit baru serta kualitas kredit semakin baik. Hal ini dibarengi dengan pertumbuhan segmen korporasi perumahan untuk menopang bisnis konsumer.

Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Naik, Ini Saham yang Akan Untung dan Buntung

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mampu menjaga NPL gross di level 2,3% per Maret 2022 karena didukung kebijakan restrukturisasi kredit. BCA akan menjaga kualitas NPL di kisaran 2,2% - 2,4% pada 2022.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja melihat, kredit terus bertumbuh seiring dengan vaksinasi Covid-19 yang semakin merata, dibukanya kembali sektor pariwisata. Dengan begitu, ekonomi di daerah-daerah wisata bisa kembali pulih.

"Kami melihat permintaan kredit sektor-sektor perkebunan, pertambangan dan telekomunikasi sudah cukup bagus. Kami berharap pemerintah bisa segara masuk kembali ke proyek infrastruktur sehingga permintaan kredit kembali meningkat," terangnya.

Kendati begitu, Jahja mengatakan, ada tantangan yang harus dicermati yakni kenaikan harga bahan baku dan juga biaya logistik. Kedua hal ini akan mendorong peningkatan harga, sementara daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit. Alhasil, NPL gross secara konsolidasi mencapai 2,66% per Maret 2022. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, NPL gross itu menurun 49 basis poin (bps) dari periode sama tahun lalu.

Di tengah penurunan NPL, Bank Mandiri mampu membukukan pertumbuhan kredit secara konsolidasi sebesar 8,93% yoy sebesar Rp 1.072,9 triliun pada kuartal I 2022. Segmen wholesale tumbuh 7% secara yoy, atau mencapai Rp 549,8 triliun di akhir Maret 2022.

Pada periode yang sama, kredit ritel Bank Mandiri juga tumbuh signifikan 10,37% yoy mencapai Rp 292,5 triliun, terutama didorong oleh segmen mikro produktif yang tumbuh 19,69% yoy dan SME naik 10,97% yoy.

Pencapaian segmen mikro terutama ditopang oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Rp 10,49 triliun per Maret 2022. Realisasi tersebut setara dengan 26,2% dari total plafon KUR yang ditugaskan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp 40 triliun sepanjang tahun 2022.

Baca Juga: Saham Bank Besar Berguguran, Simak Rekomendasi Saham dari Analis Berikut Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat