KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas saham emiten emas mulai bersinar pada perdagangan Jumat (26/1) setelah meredup dalam beberapa hari terakhir. Meskipun demikian, sejumlah sentimen global masih membayangi kilau saham emiten emas pada awal tahun 2024 ini. Menurut Felix Darmawan, Equity Research Analyst Panin Sekuritas, faktor eksternal masih dominan menyetir pergerakan saham emiten emas. Ia mengambil contoh seperti harga komoditas dan ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed). Belakangan ini, harga emas berfluktuasi pada kisaran US$ 2.015 per ons. Fluktuasi harga emas ini tak lepas dari reaksi investor terhadap data
Purchasing Managers Index (PMI) AS yang lebih kuat dari perkiraan.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (27/1) di Pegadaian Kompak Naik, Cek Updatenya Kondisi ini telah mendorong spekulasi pelonggaran moneter The Fed akan dimulai lebih lambat dari konsensus sebelumnya. "Investor juga mencermati angka-angka inflasi yang dijadwalkan akan rilis akhir pekan," ungkap Felix, Kamis (25/1). Research Analyst MNC Sekuritas Alif Ihsanario sepakat, agenda pemangkasan suku bunga The Fed menjadi penggerak utama prospek emas tahun ini. Tapi, narasi saat ini tergantung kekuatan perekonomian AS. "Upside emas masih tertahan," kata Alif. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menimpali, selain soal suku bunga, sentimen lainnya adalah soal inflasi global dan pertumbuhan ekonomi China. Meski begitu, masih ada peluang kenaikan harga komoditas yang memoles prospek saham emiten emas. Miftahul memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 2.100 per ons, jika pemangkasan bunga The Fed terjadi pada kuartal I-2024.
Baca Juga: Harga Emas Spot Terkurung dalam Kisaran Sempit Jumat (26/1), Jelang Data Inflasi AS Dan bisa tembus ke level US$ 2.150, kalau tensi geopolitik di Timur Tengah memanas. Ketegangan ini bisa menambah daya tarik emas sebagai aset safe haven. "Menurut saya harga emas masih solid," imbuh Felix. Sedangkan Alif memprediksi, permintaan emas masih rendah pada semester I-2024. Di separuh kedua pun permintaan komoditas ini bergantung perkembangan ekonomi AS dan arah The Fed.
Dus, Alif menyarankan buy saham
ANTM di harga Rp 2.080. Hold
MDKA di target level Rp 3.030. Felix juga menjagokan ANTM dan MDKA, targetnya Rp 2.200 dan Rp 3.300. Khaer akumulasi ANTM untuk target Rp 1.800. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli