Sejumlah sentimen ini akan mempengaruhi harga batubara tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek harga batubara tahun ini diperkirakan masih akan membara, seiring banyaknya sentimen positif, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery memperkirakan harga acuan batubara tahun ini berada di rentang US$ 75,0 per ton. Salah satu sentimen datang dari larangan China atas impor batubara asal Australia. Kebijakan ini telah mengurangi ketersediaan batubara berkalori menengah sehingga menjadi katalis positif bagi pasar batubara Indonesia.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kawasan Asia tahun ini yang didukung dengan masifnya program vaksinasi diperkirakan bakal mendongkrak permintaan sumber energi, salah satunya batubara.


Michael menyebut, tahun ini pasokan batubara ke China masih akan ketat. Mengutip dari China Electricity Council (CEC), konsumsi listrik tahun ini diperkirakan naik 7%-8% dibanding tahun 2020.

Baca Juga: Penjualan batubara Indo Tambangraya (ITMG) di kuartal I-2021 turun 29,3%

Sentimen tambahan datang dari kebijakan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang memutuskan untuk meningkatkan target produksi batubara tahun ini, dari sebelumnya 550 juta ton menjadi 625 juta ton.

“Selisih kenaikan 75 juta ton digunakan untuk pasar ekspor. Kebijakan pemerintah tersebut sudah tepat seiring dengan pemulihan ekonomi di pasar ekspor batubara Indonesia, yang akan meningkatkan permintaan batubara,” terang Michael kepada Kontan.co.id, Jumat (14/5).

Sejumlah emiten menyatakan bakal membuka peluang untuk merevisi naik target produksi mereka. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan kenaikan volume produksi, dari 24,8 juta ton di 2020 menjadi 29,5 juta ton di 2021. Namun, emiten pelat merah ini membuka peluang untuk menaikkan target produksi menjadi 30 juta ton tahun ini, seiring dengan kebijakan pemerintah yang menambah kuota produksi.

Dus, PTBA akan menjajaki rencana ini dengan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).

Sementara itu, Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Mulianto mengatakan, baik angka target volume produksi maupun volume penjualan tahun ini dapat berubah apabila disetujui oleh pemerintah.

Sebagai gambaran, ITMG menetapkan volume produksi sebesar 17,7 juta ton-19,9 juta ton dengan nisbah kupas 9,7 kali dan target volume penjualan sebesar 20,7 juta ton -22,9 juta ton. 

Selanjutnya: Harga komoditas membaik, simak rekomendasi saham tiga emiten tambang BUMN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi