KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,26% sepekan terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat (16/4), IHSG ditutup menguat 0,11% ke level 6.086,26. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, ada sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan. Dari global, Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan penjualan ritel periode Maret tumbuh 9,8%. Data ini melebihi konsensus Dow Jones yang memprediksi akan ada kenaikan penjualan ritel sebesar 6,1%.
Hans bilang, data ekonomi Amerika Serikat yang baik menjadi katalis kenaikan pasar saham. Selanjutnya, Wall Street naik menuju rekor tertinggi di tengah rilis laporan laba emiten-emiten blue chips yang kuat dan data ekonomi USA yang baik sebagai sinyal pemulihan ekonomi.
Baca Juga: IHSG diprediksi menguat terbatas pada Senin (19/4), ini sentimen yang mendorongnya Yield obligasi AS tenor 10 tahun juga menurun level 1,529% level terendah dalam 5 pekan terakhir dan jauh di bawah posisi tertinggi 14 bulan terakhir di level 1,766% yang terjadi pada akhir Maret 2021. Penurunan yield ini karena didorong oleh pembelian Jepang seiring dimulainya tahun finansial baru. Selain itu pelaku pasar masuk kembali membeli obligasi AS yang sudah terdiskon sejak awal tahun. "Yield yang stabil dan cenderung turun menjadi katalis positif bagi saham-saham teknologi yang mengandalkan pertumbuhan dan cenderung mendorong pasar saham negara berkembang naik," ujar Hans dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (18/4). Masih dari global, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat merekomendasikan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson sampai Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melakukan penyelidikan. Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson menyebabkan enam wanita di bawah usia 50 mengalami pembekuan darah langka. Hal ini merupakan kemunduran proses vaksinasi karena menurunkan jumlah pasokan vaksin Amerika Serikat dan Eropa. Dari dalam negeri, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dan kemungkinan tidak berubah sampai akhir tahun ini. Kebijakan ini untuk mendukung pemulihan ekonomi, sambil menjaga stabilitas pasar keuangan. BI diperkirakan akan mempertahankan 7 day reverse repo rate di level 3,50% dalam rapat kebijakan Senin dan Selasa pekan depan.
Baca Juga: IHSG menguat 0,26% dalam sepekan terakhir, simak proyeksinya untuk pekan depan Menurut Hans, kebangkitan ekonomi China pada Kuartal I 2021 akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi China akan langsung terasa pada sisi ekspor, terutama dari sisi permintaan akan meningkat sehingga akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke China.
Sebagai informasi, PDB China naik 18,3% di kuartal I 2021 (yoy), ekspansi tercepat sejak pencatatan kuartalan tersebut dimulai pada 1992. Ini merupakan sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat. Data ekonomi Amerika Serikat yang baik dan laba emiten Wall Street yang di atas ekspektasi memberikan sentimen positif pada pasar saham. Selain itu, sambung Hans, katalis positif lainnya datang dari stabilnya Yield US Treasury dan pernyataan pejabat the Fed yang akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar. Hans memproyeksi IHSG berpeluang menguat pekan depan dengan support di level 6.029 sampai 5.883 dan resistance di level 6.115 sampai 6.230.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi