KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana diprediksi akan menemui sejumlah tantangan yang akan mempengaruhi kinerjanya di tahun 2023.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, banyak sentimen negatif yang akan menekan kinerja reksadana di tahun 2023. “Proyeksinya, di tahun 2023 ini cukup menantang, karena banyak sentimen dari global, seperti Fed Rate dan isu resesi,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (22/2).
Reza mengatakan, pembatasan unit link untuk investasi di reksadana dapat berimbas kepada kinerja instrumen investasi itu di tahun 2023.
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Semakin Tambun “Namun, biasanya unit link juga biasa mengelola reksadana sendiri, sehingga tak ada pengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana di manajer investasi,” katanya. Meskipun begitu, Reza melihat, reksadana masih akan diminati dan dianggap sebagai instrumen investasi yang menarik. Menurut Reza, reksadana juga merupakan pilihan instrumen yang bagus bagi para investor pemula. Selain itu, reksadana juga mempunyai beberapa pilihan, sehingga para investor bisa menyesuaikan profil risiko yang dinginkan. Reza memaparkan, kinerja reksadana di HPAM juga masih baik. Misalnya, Reksadana Syariah yang memberikan
return performance hingga 27% pada tahun 2022 lalu.
Baca Juga: Dana Kelolaan Berpotensi Naik, Return Reksadana Pasar Uang Bisa Mencapai 4,5% Oleh karena itu, Reza optimistis kinerja reksadana masih akan baik dan mampu menarik minat investor di tahun 2023.
Reza memprediksi, target
return reksadana di tahun 2023 akan menyentuh lebih dari 5 basis poin di atas suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di tahun ini. Sementara, target
return obligasi retail ada di kisaran 6% - 6,25%. Lalu, target IHSG di akhir 2023 ada di level 7.700. “Dengan strategi yang kami miliki, kami optimistis bisa memanfaatkan momentum market yang volatile untuk mencetak hasil
return reksadana yang maksimal,” paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli