KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat bergerak di bawah US$ 45 per barel, tren penurunan harga komoditas acuan minyak mentah diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan atau jangka pendek. Meskipun begitu, peluang untuk penguatan di jangka menengah juga tetap terbuka. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan di jangka pendek, harga minyak diprediksi masih akan terancam. Ini terutama karena faktor fundamental demand terkait dampak dari Covid-19. Untuk itu, harga minyak mentah dunia berpotensi kembali melemah. Isu supply dan kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terkait produksi yang bertambah jadi sentimen penghambat kenaikan harga minyak. Selain itu, dollar AS menguat terkait tarik ulur stimulus yang tak kunjung reda. Untuk itu, Wahyu memandang level harga di kisaran US$ 40 per barel sudah overbought.
Sejumlah sentimen ini diramal bakal menekan harga minyak dalam jangka pendek
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat bergerak di bawah US$ 45 per barel, tren penurunan harga komoditas acuan minyak mentah diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan atau jangka pendek. Meskipun begitu, peluang untuk penguatan di jangka menengah juga tetap terbuka. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan di jangka pendek, harga minyak diprediksi masih akan terancam. Ini terutama karena faktor fundamental demand terkait dampak dari Covid-19. Untuk itu, harga minyak mentah dunia berpotensi kembali melemah. Isu supply dan kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terkait produksi yang bertambah jadi sentimen penghambat kenaikan harga minyak. Selain itu, dollar AS menguat terkait tarik ulur stimulus yang tak kunjung reda. Untuk itu, Wahyu memandang level harga di kisaran US$ 40 per barel sudah overbought.