Sejumlah sentimen menekan harga minyak



JAKARTA. Harga minyak berpotensi kembali melemah. Tekanan datang dari sentimen pasokan minyak Libya, penurunan impor minyak China, dan antisipasi rilis data produksi minyak mentah Amerika Serikat

"Saya rasa besok harga akan turun," kata Faisyal analis PT Monex Investindo Futures, Selasa (8/8).

Faisyal memaparkan, kilang minyak Libya yang telah pulih setelah demonstrasi melanda kota pesisir negara tersebut dapat mengakibatkan pasokan berlebih dari negara Afrika Utara tersebut. Pasalnya produksi Libya tidak dikendalikan pembatasan OPEC.


Impor minyak China juga mengalami penurunan signifikan menjadi 6,9% dibanding bulan sebelumnya. Mengutip Bloomberg, impor China telah menurun menjadi 8,21 juta barel per hari, jauh dibandingkan kenaikan 1 juta barel per hari selama semester pertama.

Sedangkan dari sisi Amerika Serikat, rilis pada Rabu (9/8) esok dari Administrasi Informasi Energi (EIA) memprediksi penurunan produksi minyak mentah sebesar 2,6 juta. Sebelumnya pada Rabu (2/8) aktualisasi penurunan di 1,5 juta barel yang jauh di bawah prediksi 3,2 juta barel. #

Namun Faisyal melihat penurunan produksi AS tidak terlalu signifikan di hadapan pasar. "Walaupun produksi AS menurun, namun suplai global masih tinggi dan tidak membebani angka, perhatian pasar tertuju pada suplai OPEC." jelas Faisyal.

Dari sisi teknikal terlihat garis moving average (MA) di antara MA50 dan MA100 yang menunjukkan potensi bullish. Dari sisi MACD di level 0,17, potensi positif di jangka pendek. Stochastic 79.42, naik tapi di area overbought. Sedangkan RSI di level 55.75, kisaran ranging yang menunjukkan belum ada banyak perubahan di area netral stabil.

Harga besok di US$ 48,50 - US$ 49,65

Harga sepekan di kisaran US$ 47,00 - US$ 50,50.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto