KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minyak atsiri dalam negeri masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan yang paling besar adalah belum optimalnya riset dan inovasi serta formulasi produk yang memanfaatkan teknologi terkini dalam menghasilkan aneka produk hilir yang bernilai tambah tinggi. Maka dari itu, sampai dengan saat ini minyak atsiri kerap diekspor dalam bentuk bahan mentah yang kemudian diolah lebih lanjut di luar negeri dan diimpor kembali ke Indonesia. Sebagai informasi, minyak atsiri adalah bahan baku yang biasa digunakan untuk sejumlah industri seperti bahan perasa (essence), perisa (flavor) dan wewangian (fragrance). Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka mengatakan parfum merupakan bagian dari produk kosmetik sehingga pembinaan dilakukan bersamaan dengan IKM Kosmetik lainnya seperti skincare, lipstick, dan lainnya. Menurut Reni, peluang bagi IKM kosmetik termasuk parfum lokal di pasar Indonesia cukup tinggi di mana Indonesia memiliki kurang lebih 270 Juta penduduk. Uniknya, produk parfum bukan hanya diminati kaum perempuan namun juga oleh laki-laki.
Sejumlah Tantangan Mewarnai Industri Hilirisasi Minyak Atsiri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minyak atsiri dalam negeri masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan yang paling besar adalah belum optimalnya riset dan inovasi serta formulasi produk yang memanfaatkan teknologi terkini dalam menghasilkan aneka produk hilir yang bernilai tambah tinggi. Maka dari itu, sampai dengan saat ini minyak atsiri kerap diekspor dalam bentuk bahan mentah yang kemudian diolah lebih lanjut di luar negeri dan diimpor kembali ke Indonesia. Sebagai informasi, minyak atsiri adalah bahan baku yang biasa digunakan untuk sejumlah industri seperti bahan perasa (essence), perisa (flavor) dan wewangian (fragrance). Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka mengatakan parfum merupakan bagian dari produk kosmetik sehingga pembinaan dilakukan bersamaan dengan IKM Kosmetik lainnya seperti skincare, lipstick, dan lainnya. Menurut Reni, peluang bagi IKM kosmetik termasuk parfum lokal di pasar Indonesia cukup tinggi di mana Indonesia memiliki kurang lebih 270 Juta penduduk. Uniknya, produk parfum bukan hanya diminati kaum perempuan namun juga oleh laki-laki.