Jakarta, 5 Oktober 2020 - Paku Hata, sebagian orang asing dengan nama tanaman itu. Bentuk dan teksturnya mirip rotan. Namun ternyata, tanaman yang tumbuh subur di dalam hutan ini merupakan jenis dari paku-pakuan. Di tangan Ratna Indrawati, pemilik usaha Ratna Artshop, salah satu Mitra Binaan PT. Pertamina (Persero), tanaman ini disulap menjadi aneka produk yang menawan. Tanaman ini tumbuh subur di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Orang lokal menyebutnya rumput ketak. Setelah diambil dari hutan, batang ketak lantas dijemur dan dibersihkan daunnya. Setelah kering, barulah ketak bisa diubah dengan aneka macam bentuk. Caranya yakni dengan dianyam. Mayoritas bentuk yang dibuat Ratna adalah produk dan aksesoris untuk wanita. Seperti tas, dompet, keranjang, kotak tisu dan aneka bentuk lainnya. Bisnis ini tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri. Namun juga untuk tetangga sekitarnya. Betapa tidak, secara tidak langsung, usaha yang berbasis di Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok, Nusa Tenggara Barat ini menjadi sarana peluang lapangan kerja baru di desanya. ”Jadi tetangga kami beri bahan kemudian dianyam, setelah jadi baru disetorkan kembali ke kami,” tuturnya.
Sekali Pameran Laku Rp 881 Juta, Kerajinan Ketak Binaan Pertamina Perluas Jaringan
Jakarta, 5 Oktober 2020 - Paku Hata, sebagian orang asing dengan nama tanaman itu. Bentuk dan teksturnya mirip rotan. Namun ternyata, tanaman yang tumbuh subur di dalam hutan ini merupakan jenis dari paku-pakuan. Di tangan Ratna Indrawati, pemilik usaha Ratna Artshop, salah satu Mitra Binaan PT. Pertamina (Persero), tanaman ini disulap menjadi aneka produk yang menawan. Tanaman ini tumbuh subur di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Orang lokal menyebutnya rumput ketak. Setelah diambil dari hutan, batang ketak lantas dijemur dan dibersihkan daunnya. Setelah kering, barulah ketak bisa diubah dengan aneka macam bentuk. Caranya yakni dengan dianyam. Mayoritas bentuk yang dibuat Ratna adalah produk dan aksesoris untuk wanita. Seperti tas, dompet, keranjang, kotak tisu dan aneka bentuk lainnya. Bisnis ini tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri. Namun juga untuk tetangga sekitarnya. Betapa tidak, secara tidak langsung, usaha yang berbasis di Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok, Nusa Tenggara Barat ini menjadi sarana peluang lapangan kerja baru di desanya. ”Jadi tetangga kami beri bahan kemudian dianyam, setelah jadi baru disetorkan kembali ke kami,” tuturnya.